Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr M Subhan SD
Direktur PolEtik Strategic

Direktur PolEtik Strategic | Founder Mataangindonesia Social Initiative | msubhansd.com | mataanginsaguling.com

Hikmah Ramadhan: Jangan Suka Mempersulit

Kompas.com - 24/04/2021, 20:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NABI Muhammad SAW mengutus Abu Musa Al-Asy’ari dan Mu’adz bin Jabal untuk menjadi pemimpin di daerah Yaman. Masing-masing sebagai pemimpin (eksekutif) dan hakim (yudikatif).

Sebagai pedoman dalam memimpin dan melayani masyarakat setempat, tentu saja Nabi memberi acuan untuk dijadikan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis).

Petunjuk Nabi ternyata sederhana saja tetapi amat sarat makna. Kepada mereka sebagai bekal untuk mengemban amanah di Yaman, Nabi berpesan begini, “Mudahkanlah dan jangan mempersulit. Gembirakanlah dan janganlah kamu menyusahkan, dan berseia-sekatalah kamu. (Yassira wa la tu’assira, wa basysyira wa la tunaffira, wa tathawa’a).”

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Faksi dan Friksi

Secara teks, pesan tersebut terasa simpel, tetapi dalam pelaksanaannya tidaklah gampang. Justru dalam sekali.

Nabi memang “pembawa kabar gembira”. “Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan hanya sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.” (QS. Al-Furqan: 56).

Dengan demikian, Islam akan lebih memperlihatkan wajah bahagia, damai, kasih sayang, lemah-lembut, tolong menolong; jauh dari watak-watak angker, menakutkan, keras, teror, kejam.

Betapa pentingnya cara memimpin, cara berkomunikasi, cara melayani terlihat sangat diutamakan oleh Nabi, bahkan melampaui urusan teknis pemerintahan lainnya.

Wasiat Nabi ini sewajibnya menjadi titik balik buat mereka yang menganut pandangan “kalau bisa dipersulit, mengapa harus dipermudah” atau “kalau bisa dibikin lama, kenapa harus dipercepat”.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Statistik Ketakwaan Puasa

Nabi bersabda, “Sesungguhnya agama (Islam) itu ringan. Barangsiapa memperberat-berat, maka dia akan dikalahkan oleh agama. Oleh karena itu kerjakanlah (agama itu) menurut mestinya, atau mendekati mestinya, dan gembiralah (karena beroleh pahala), serta beribadatlah (mohonlah pertolongan Allah) pada waktu pagi, petang, dan sebagian malam.”

Kalimat “dikalahkan oleh agama”, dalam Shahih Bukhari yang diterjemahkan oleh Zainuddin Hamidy dkk (1992), diumpamakan seseorang yang terus-menerus shalat saja tentu badannya akan menjadi lemah dan tidak akan dapat mencari nafkah hidupnya.

Contoh lain, apabila menjadi imam shalat maka janganlah kita memanjangkan shalat apabila hal itu dirasa berat oleh ma’mum, karena di antara mereka mungkin ada yang kurang sehat, lemah, dan ada yang sedang memiliki persoalan atau keperluan berat.

Nabi bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu mengimami orang, maka ringankan shalatnya, karena di antara mereka ada anak kecil, orang tua, yang lemah dan sakit. Apabila ia shalat sendirian, maka ia bisa melakukannya sekehendaknya”.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Zakat dan Transformasi Sarmi, Dulu Menerima Kini Berderma

Suatu waktu Nabi hendak memanjangkan bacaan surat saat shalat. Tetapi, “Ketika mendengar tangisan bayi, saya mempercepat shalat saya, karena saya mengetahui betapa gundah hati ibunya karena tangisan bayinya”.

Betapa indahnya kultur Islam yang diajarkan Nabi: jangan mempersulit orang lain, buatlah gembira bukan menakut-nakuti, dan bersepakat untuk bersatu bukan berselisih.

Karena, mempersulit, menebar ketakutan, dan perselisihan itu sangat korosif, sehingga kekuatan solid sekalipun akan menjadi lemah. (M Subhan SD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com