Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hikmah Ramadhan: Al Quran Penuntun Jalan Kehidupan Manusia

Kompas.com - 12/05/2020, 10:36 WIB
Luqmanul Hakim,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

 

Oleh Luqmanul Hakim*

DALAM penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang adalah sebagai tanda kebesaran Allah bagi orang yang mau menggunakan akal fikirannya.

Kita sadari bahwa dalam kehidupan manusia ini selalu ada dua hal yang akan di hadapinya dan di dapatkannya, antara lain waktu malam dan waktu siang, cahaya gelap dan cahaya terang, kesedihan dan kegembiraan, kebaikan dan keburukan, pahala dan dosa, surga dan neraka.

Begitulah yang Allah SWT kehendaki dalam penciptan manusia dan alam semesta ini yang selalu ada pasangan yang berlawanan atau dalam istilah bahasa kita sebut sebagai antonim.

Hal tesebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al Qur'an:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Ali Imran: 190).

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Ramadhan, Perempuan, dan Politik

Manusia pada umumnya selalu mendambakan dirinya dapat meraih kebahagian baik di dunia dan di akhirat. Namun, sangat disayangkan mereka tidak menyadari bahwa untuk mencapai dambaannya itu mereka membutuhkan adanya penunjuk jalan yang benar.

Al Qur'an adalah satu satunya penunjuk jalan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada seluruh umat manusia melalui Rasulullah Muhammad SAW. Namun sayangnya sebagian besar manusia tidak mau mengikuti petunjuk tersebut disebabkan oleh kesombongan dan keangkuhannya serta kebodohan manusia itu sendiri.

Firman Allah SWT dalam Al-Quran :

“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang bathil)” . (QS. Al Baqara: 185).

Al Qur’an secara lengkap diturunkan selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari. Ayat yang pertama kali diturunkan pada bulan Ramadhan itu adalah surah Al-Alaq ayat 1-5 dan berakhir dengan turunnya surah Al-Maidah ayat 3 menjelang wafatnya Rasulullah SAW tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah atau tanggal 27 Oktober 632 Masehi.

Demikian pula telah diturunkan sebelumnya kitab-kitab agama samawi lainnya seperti kitab Zabur, kitab Taurat dan kitab Injil, juga pada bulan Ramadhan, karena bulan itu adalah bulan yang terbaik di antara bulan-bulan lainnya, dan bulan itu adalah bulan yang istimewa yang di dalamnya terkandung banyak sekali keberkahan dan kemuliaan.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Al-Quran, Dzikir, dan Tajali

Tujuan Al Qur’an diturunkan adalah untuk memberi petunjuk dan peringatan bagi seluruh umat manusia tidak hanya bagi orang Muslim.

Jika manusia mau menjadikan Al Qur'an sebagai panduan hidupnya baik untuk kepentingan akhirat dan kebutuhan dunianya, niscaya manusia itu akan dapat meraih dambaan hidupnya yaitu kebahagian dunia dan kebahagiaan akhirat.

Namun sayang dalam pelaksanaannya sebagian manusia telah menjalankan apa yang terkandung dalam Al Qur’an tapi mereka tidak meyakininya bahwa apa yang mereka lakukan adalah perintah dan larangan Al Qur’an.

Dan sebaliknya, banyak manusia yang tahu akan perintah dan larangan Al Qur’an tapi mereka mengabaikannya, tidak menjalankan dan mematuhi-Nya.

Islam menjadikan Al Qur’an sebagai kitab suci yang menjadi pedoman dan panduan bagi kehidupan manusia, baik dalam berhubungan dengan Allah sebagai Sang Khaliq maupun dalam hubungannya kepada sesama manusia. 

Hubungan sesama manusia untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang membawa kebaikan buat diri dan keluarganya, serta membawa manfaat buat sesama manusia (khoirun nas anfauhum linnas). Itulah manusia yang sempurna dalam kehidupan ini.

Kesempurnaan itu terwujud manakala dalam diri manusia tercermin perilaku yang menempatkan dunia sebagai tempat singgah sementara.

Oleh karenanya, mereka hanya mencari dunia sekadar memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, mereka menempatkan akhirat sebagai tempat kembali yang kekal abadi di mana di dalamnya terdapat surga yang di janjikan Allah SWT bagi manusia yang taat dan patuh kepada-Nya.

Manusia yang demikian itu adalah manusia yang beruntung karena dalam setiap gerak dan langkahnya hanya didasari oleh ketulusan niat “Lillahi Ta’ala”, hanya karena Allah bukan karena yang lain. Mereka telah menjadikan Al Qur’an sebagai penunjuk jalan hidupnya.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Ramadhan Bukan Sekadar Puasa Umum?

Maka sangatlah pantas buat mereka untuk memetik buah yang Allah janjikan berupa kebahagian hidup di dunia dan kebahagian hidup di akhirat.

Janji Allah SWT dalam surah An Nahl :

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (QS. An Nahl: 97).

Sebaliknya bagi manusia yang celaka dan merugi dalam hidupnya adalah manakala mereka menempatkan dunia sebagai sarana untuk mengejar kebahagiaan dan pemuas hawa nafsunya, di mana setiap gerak langkahnya hanya berorientasi untuk mendapatkan kepentingan dunianya yang berupa kedudukan, jabatan, harta, tahta, wanita, sanjungan dan pujian.

Mereka lupa akan bekal yang sesungguhnya untuk kembali ke akhirat nanti, mereka tidak menjadikan Al Qur’an sebagai penuntun jalan hidupnya. Bisa jadi, apa yang mereka harapkan di dunia ini dapat diraih namun itu hanya kebahagian yang semu belaka.

Bisa jadi, apa yang mereka harapkan tidak dapat diraihnya, mereka terjerembab dalam kebinasaan sengsara dunia akhirat, naudzubillah.

Kandungan utama dalam Al Qur’an adalah mengajarkan tentang akidah atau taukhid di mana umat islam harus meyakini 20 sifat-sifat wajib Allah, 20 sifat-sifat mustahil Allah, dan sifat Jaiz Allah.

Di antara sifat wajib Allah yang dua puluh itu antara lain bahwa Allah SWT itu Wujud (ada), Qidam (terdahulu), Baqa’ (kekal), Mukholafatu lil khawaditsi (berbeda dengan makhluk ciptaan Nya), Qiyamuhu Binafsihi (berdiri dengan dzat Nya sendiri), Wahdaniyah (tunggal/Esa), Qodrat (Berkuasa), Iradah (berkehendak), ‘Ilmun (mengetahui), Hayat (Hidup), Sama’ (mendengar), Basyar (melihat).

Kandungan Al Qur’an yang lain selain mengajarkan tentang akidah/tauhid meng-esakan Allah yang menjadi kunci dalam ber-Islam, juga mengajarkan tentang ibadah dan muammalah, akhlaq, hukum, sejarah / kisah-kisah masa lalu, dasar dasar ilmu pengetahuan sains dan teknologi.

Begitu lengkapnya kandungan yang termaktub dalam Al Qur’an yang meliputi seluruh urusan manusia di muka bumi ini, apakah kita masih ragu? Akankah kita masih mau mencari penuntun yang lain selain Al Qur’an?

Dalam kesempatan yang baik di bulan Ramadhan ini, di tengah wabah Covid-19, marilah kita bermuhasabah, berkontemplasi untuk kembali kepada Al Qur’an dengan menjadikan Al Qur’an sebagai penuntun dalam setiap gerak dan langkah kehidupan kita.

Semoga Allah SWT ridho, menerima shalat kita, puasa kita, dan semua amal ibadah kita lainnya serta dijadikannya sebagai hamba-Nya yang “muttaqin”. Aamiin YRA. (Luqmanul Hakim, Ketua PP ISNU)

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com