Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Akses Transportasi dalam Pembangunan Kawasan Perumahan

Kompas.com - 08/08/2023, 15:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan akses transportasi publik sangat penting dalam pembangunan kawasan perumahan.

Saat ini diketahui, kebutuhan backlog perumahan di Indonesia yang saat ini mencapai 12,71 juta unit.

Untuk menjawab kebutuhan backlog perumahan tersebut, pembangunan rumah dapat dilakukan oleh Pemerintah Pusat (Pempus), Pemerintah Daerah (Pemda), BUMN dan pihak swasta.

Namun pembangunan tidak boleh dilakukan secara asal dan harus ada fasilitas dan aksesibilitas pendukung yang menunjang aktivitas sang pemilik rumah.

Baca juga: Menteri Basuki Berharap Bank BTN Turut Awasi Kualitas Rumah Subsidi

“Tak hanya membangun tapi ketika membangun kawasannya juga harus diperhatikan terutama soal akses transportasi publiknya ada,” ungkap Erick saat ditemui awak media, Selasa (8/8/2023).

Menurutnya, merupakan hal yang sia-sia ketika membangun kawasan perumahan tapi jauh dari akses transportasi publik.

“Percuma punya rumah tapi jauh dari akses publik sehingga sulit untuk bekerja. Apalagi kadang-kadang kita harus membawa anak ke sekolah. Nah ini yang sekarang kita perlu sinergikan antara pempus dan pemda,” jelasnya.

Ia berharap, tidak ada kawasan perumahan yang sudah siap dihuni namun belum ada pasokan listrik, pasokan air serta fasilitas publik lainnya.

Selain itu, perlu dilakukan kolaborasi dalam membangun hunian layak untuk masyarakat termasuk bagi para millenial yang dekat dengan akses moda transportasi.

Baca juga: Backlog Makin Tinggi, Kementerian Perumahan Perlu Dihadirkan Kembali

Saat ini ada sekitar 81 juta milenial yang belum memiliki rumah. Hal tersebut harus dicarikan solusinya dengan meningkatkan kolaborasi dan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN serta swasta untuk cepat membangun perumahan yang sesuai dengan keinginan milenial.

"Tinggal strateginya. Tadi disampaikan kenapa dibangun di daerah sini, karena ada apa? Fasilitas kereta atau akses publik. Karena kita tidak mungkin suruh orang tinggal di rumah tapi transportasi publiknya enggak ada. Mau tidak? Tidak mau kan. Makanya tadi saya lihat, bahkan ada yang usia 20 tahun, udah beli rumah. Artinya apa? Mereka tahu bahwa ini adalah kebutuhan yg sanggat penting. Mereka punya uang sedikit nabung lalu beli rumah. Dan katanya apa? Ini adalah investasi," katanya.

 

Erick berharap generasi muda pada era media sosial yang luar biasa ini, untuk tidak lupa membeli rumah sebagai kebutuhan yang mendasar.

Jangan sampai lebih banyak melakukan kegiatan belanja dan gaya hidup yang akhirnya kebutuhan memiliki rumah malah jadi tidak terpenuhi, habis dipakai untuk hal-hal yang tidak berguna.

 

"Tadi saya sampaikan, almarhum ayah saya Haji Muhamad Tohir itu merangkak. Ketika beliau membeli rumah pertama yang kecil, rumah ibu saya dan kaka saya. Beliau bilang, rumah itu ketika dibuka rumahnya bukan hanya rumah tapi harapan untuk hidup yang lebih maju lagi. Nah karena kita penting yang namanya keluarga yang baik tentu membangun rumah yang baik dan layak huni," pungkasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com