JAKARTA, KOMPAS.com - Selama tahun 2015-2022, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan 36 bendungan di berbagai wilayah Indonesia.
Jumlah itu merupakan bagian dari target penyelesaian pembangunan 61 bendungan pada tahun 2025-2025 mendatang demi ketahanan pangan dan ketahanan air nasional.
Bendungan multifungsi yang dibangun bertujuan sebagai sumber air irigasi, air baku, potensial sebagai pembangkit listrik, pengendalian banjir, konservasi air, dan pariwisata.
Direktur Bendungan dan Danau, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, Adenan Rasyid mengatakan, khusus pada tahun 2022 telah diselesaikan dan diresmikan 7 bendungan.
Meliputi, Bendungan Semantok (Jatim), Ciawi (Jabar), Sukamahi (Jabar), Sadarwarna (Jabar), Beringin Sila (NTB), Kuwil Kawangkoan (Sulut), dan Tamblang (Bali).
"Sehingga total pembangunan bendungan dari tahun 2015 sampai 2022 telah diselesaikan 36 bendungan. Selanjutnya pada periode tahun 2023-2025 akan diselesaikan 25 bendungan," jelasnya dalam keterangan resmi dikutip dari laman Kementerian PUPR, Rabu (24/05/2023).
Baca juga: Biar Bisa Tampung Hujan, 62 Bendungan RI Sudah Ditambah Intake dan Pintu Air
Dengan penyelesaian 36 bendungan tersebut, lanjut Adenan, dapat mengairi sawah seluas 245.103 hektare atau setara empat kali luas wilayah Jakarta, dan berpotensi meningkatkan produksi padi menjadi 2 juta ton per tahun.
Selain itu, 36 bendungan yang telah dibangun juga menyediakan tambahan air baku sebesar 17,19 m3/detik yang dapat memenuhi kebutuhan 10 juta jiwa penduduk.
Menurut dia, untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian tanaman pangan, Pemerintah melakukan dua strategi utama, yakni meningkatkan konversi padi ke beras dan meningkatkan indeks pertanaman.
"Dengan penyelesaian 61 bendungan sampai dengan tahun 2024, akan meningkatkan indeks pertanaman dari 143% menjadi 200%. Layanan air irigasi akan meningkat dari 231 bendungan eksisting sebesar 10,6% (761 ribu hektare) pada tahun 2015 menjadi 19,3% (1,4 juta hektare sawah irigasi) pada tahun 2024," terangnya.
Selain untuk ketahanan air dan pangan, dari 187 bendungan yang terbangun hingga tahun 2015, ada 23 bendungan yang dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan total kapasitas 507.264 MW (Mega Watt).
Bendungan-bendungan tersebut antara lain Bendungan Batutegi (28 MW), Jatiluhur (150 MW), dan Bili-Bili (20,1 MW).
"Sedangkan untuk 61 bendungan yang dibangun dari 2015 sampai 2024, terdapat 43 bendungan memiliki potensi tenaga listrik dengan total kapasitas 258,16 MW, antara lain Bendungan Way Sekampung (5,40 MW), Jatigede (110 MW), dan Leuwikeris (20 MW)," tutup Adenan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.