JAKARTA, KOMPAS.com – Di tengah semarak dan gegap gempitanya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15–16 November kemarin, beberapa hal menangkap perhatian warganet Indonesia.
Mulai dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang menjadi fotografer, keterlambatan acara karena adanya rapat mendadak dari beberapa delegasi negara, hingga komentar mengenai batik.
Seorang jurnalis asal Inggris Sophie Corcoran dinilai menghina batik dan endek karena komentarnya di Twitter. Tak pelak, akun perempuan ini pun banjir hujatan, terutama yang terkait nama lengkapnya "Corcoran".
Baca juga: Pembangunan Rusun Pekerja Konstruksi di IKN Terapkan Prinsip ESG, Ini Ulasannya
Keriuhan di twitterland ini pun ditunggangi oleh akun resmi Kementerian PUPR dengan mengunggah sebuah utas mengenai corcoran.
Warganet berspekulasi, cuitan ini sebagai tanggapan Kementerian PUPR terhadap komentar Sophie mengenai batik. Pasalnya, nama belakang Sophie memiliki arti sebuah proses konstruksi dalam Bahasa Indonesia.
Memangnya, apa itu corcoran?
Cetakan ini memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, tergantung dengan kebutuhan dan bentuk konstruksinya.
Beton cor biasanya digunakan dalam pembuatan jalan, rumah, fondasi, hingga sebuah tembok. Apapun bentuknya, cetakan ini akan memiliki besi tulang sebagai penyangga dan penguat struktur.
Jenis beton cor juga berbeda-beda berdasarkan mutunya, mulai dari mutu terendah yang biasanya digunakan dalam bangunan ringan hingga mutu dengan kualitas terbaik yang tahan terhadap berbagai jenis kerusakan.
Berikut selengkapnya:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.