Permintaan Tinggi Bikin Okupansi Mal di Jakarta Sehat

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat hunian atau okupansi pusat perbelanjaan di Kota Jakarta menunjukkan angka yang cukup sehat, mencapai 89 persen per kuartal I-2024.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Head of Research Jones Lang LaSalle (JLL) Yunus Karim dalam media briefing di Kantor JLL, Jakarta, Senin (13/5/2024).

Okupansi yang baik pada awal tahun 2024 tersebut dipengaruhi oleh permintaan yang tinggi dengan suplai masuk yang terbilang kecil.

"Kalau dilihat, tingkat pasokan baru yang masuk juga tidak sebesar dari ruang perkantoran, sehingga demand-demand yang cukup sehat juga membuat tingkat hunian berada cukup sehat," kata Yunus.

Selain itu, ramainya mal juga merupakan dampak dari aktifnya pengembang menghadirkan tenant-tenant unik.

"Kuncinya adalah memang apabila pengembang-pengembang bisa lebih up to date mengikuti kemauan pasar, sehingga membuat tingkat kunjungan untuk mal mereka bisa lebih sehat," lanjut Yunus.

Baca juga: Mau Buka Usaha di Mal Jakarta? Nih Kisaran Biaya Sewanya

Adapun sektor food and beverage (fnb) masih mendominasi tenant yang ada di mal. Kemudian diikuti oleh sektor beauty dan entertainment.

Pengembang juga nampak menyeleksi sektor entertainment yang masuk ke mal, membuat ada lebih banyak pilihan tempat hiburan bagi pengunjung.

"Misalnya indoor sport activities, ada pilihan untuk anak-anak tetapi juga untuk dewasa, membuat mal menjadi lebih unik dibandingkan yang lain," tuntas Yunus.