Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Berbagi Pengalaman Tangani Bencana Air di Hadapan Delegasi G20

Kompas.com - 12/11/2022, 06:00 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian PUPR bersama the High-Level Experts and Leaders Panel (HELP) serta United Nations Department of Economic and Social Affairs (UNDESA) menyelenggarakan High Level Experts and Leaders Panel on Water and Disasters (HELP) Conference.

Tema yang diangkat adalah "Building Back Stronger from Impacts of COVID-19, Climate Change, and Disasters-Actions towards Quality Society".

Kegiatan yang digelar pada Jumat (11/10/2022) di Conrad Hotel, Bali, merupakan salah satu G20 Special Event. Dalam rangka penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022 mendatang.

Konferensi ini diselenggarakan untuk membahas strategi dan kebijakan dari para pemimpin dan delegasi G20 dari berbagai negara dalam upaya pemulihan ekonomi secara cepat serta efektif dari berbagai dampak pandemi COVID-19.

Kemudian yang dikaitkan dengan perubahan iklim, penanggulangan bencana serta upaya membangun dunia yang berkelanjutan, tangguh, dan inklusif.

"The G20 Special Event HELP membuka kesempatan untuk dialog kebijakan secara kolektif. Hal ini sekaligus mempromosikan langkah aksi nyata untuk mengatasi masalah air dan bencana," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rilis pers.

Baca juga: Respons Ancaman Bencana Air, Kementerian PUPR Modifikasi 30 Bendungan

Sebagai hasil dari G20 Special Event HELP ini adalah rumusan rekomendasi mengenai isu air dan bencana dalam format HELP Message kepada Presiden Joko Widodo dan Pemimpin Negara anggota G20.

Rumusan tersebut merupakan seruan kepada negara-negara di dunia agar menyadari urgensi penyelesaian isu tentang air dalam kehidupan dan mempersiapkan rencana aksi yang lebih kuat terhadap peningkatan resiko bencana.

Basuki juga berbagi pengalaman Indonesia dalam penanggulangan bencana di Indonesia.

Selain melalui pembangunan infrastruktur, juga melakukan kolaborasi lintas sektor dengan para pemangku kepentingan strategis.

Menurut dia, untuk menghadapi bencana terkait air yang dipicu oleh perubahan iklim, maka investasi infrastruktur air harus dirancang dengan baik dan ditingkatkan untuk kepentingan jangka panjang.

"Hal ini penting dalam rangka meningkatkan kapasitas pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim," tandasnya.

Bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, dan Kementerian Pertanian, Kementerian PUPR menerapkan teknologi prediksi curah hujan dan ketinggian air.

Serta, mengoptimalkan kapasitas intake dan menyediakan pintu tambahan pada spillway bendungan untuk memungkinkan strategi pelepasan. Tujuannya untuk mengendalikan puncak debit hujan.

Baca juga: Bertemu di Bali, Presiden WWC Minta Jokowi Sampaikan Pesan Air di G20

Chair of HELP Han Seung-soo menyampaikan, tantangan besar yang dihadapi oleh para pemimpin G20 dan dunia adalah krisis pangan dan energi, perang dan konflik, COVID-19, keadaan ekonomi dan pasar yang tidak terkendali, serta perubahan iklim.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com