Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Banjir Rob di Pantura Jateng, Pemerintah Siapkan Sejumlah Langkah

Kompas.com - 30/09/2022, 13:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) telah melakukan sejumlah persiapan untuk mengantisipasi terjadinya banjir rob di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah (Jateng).

Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) SDA Jarot Widyoko dalam konferensi pers Kesiapan Infrastruktur Menghadapi Musim Hujan dan Antisipasi Bencana Hidrologi pada Kamis (29/9/2022).

"Kami sudah antisipasi dari dulu, jadi mulai Pekalongan, Batang, Semarang sekarang sudah mulai bekerja. Jadi sebelum ini kami sudah antisipasi dulu," kata Jarot menjawab Kompas.com.

Antisipasi tersebut meliputi rehabilitasi sungai, pembuatan tanggul hingga penyediaan pompa banjir.

"Kan ada tanggul, lalu kita juga membuat Sungai Jabung dan lain-lain, itu kami rehabilitasi lengkap. Jadi ada Sungai Jabung, Pompa Banjir Sringin, Bendung Gerak. Itu semua untuk antisipasi di Semarang," tambah Jarot.

Baca juga: Progres Penanganan Banjir Rob di Jateng yang Telan Dana Triliunan

Menurut Jarot, salah satu faktor penyebab terbesar banjir rob kerap terjadi di Pantura Jateng adalah adanya perubahan catchment area.

Ini dikarenakan, tanah sudah terbebani oleh adanya bangunan dan aktivitas, lalu masyarakat memanfaatkan airnya, tetapi tidak ada pengembalian ke tempat semula.

"Catchment area berubah, hujan turun, masuk langsung ke selokan, lalu ke sungai. Yang masuk ke tanah sedikit sekali," Jarot kembali menjelaskan.

Setidaknya terdapat tiga solusi lain yang dirasa bisa mengatasi masalah ini. Pertama adalah melalui pemenuhan air baku.

Pemenuhan air baku tersebut diwujudkan lewat pengadaan bendungan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di berbagai wilayah.

Baca juga: Ini Desakan Walhi kepada Pemerintah Atasi Banjir Rob di Pantura Jateng

Kedua adalah dengan meminimalisir pengambilan air tanah oleh masyarakat. Ketiga adalah dengan mengembalikan air ke tanah.

Pengembalian air ke tanah bisa dilakukan dengan cara membuat kolam, biopori, atau sumur resapan, sehingga air bisa meresap ke dalam tanah.

"Tujuannya agar hujan turun masuk, merambat pelan-pelan dari puncak sampai ke bawah dan menjadi cadangan air tanah untuk orang-orang, sumur-sumur yang ada di bawah," pungkas Jarot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com