Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Punya Tiga Masalah Air, Basuki Beberkan Solusinya

Kompas.com - 23/03/2022, 11:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyampaikan pentingnya pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam mengelola Sumber Daya Air (SDA).

Pemanfaatan ini dikenal sebagai Pengelolaan Cerdas Sumber Daya Air atau Smart Water Management (SWM) yang diharapkan mampu mengatasi masalah utama air di Indonesia.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Indonesia menghadapi tiga masalah utama air, yakni menimbulkan banjir pada air yang berjumlah banyak, menyebabkan kekeringan pada daerah dengan air yang sedikit dan air yang terlalu kotor akibat polusi.

"Masalah-masalah ini saling terkait berpotensi menimbulkan bencana terkait dengan perubahan iklim dan masalah sosial ekonomi," ujarnya dalam Asia Water Council High – Level Panel, Selasa (22/3/2022), dilansir dari siaran pers.

SWM digunakan untuk mengukur kuantitas, kualitas, efisiensi penggunaan air irigasi, pemantauan keamanan infrastruktur sumber daya air, penanganan risiko bencana alam yang berkaitan dengan air dan kekeringan.

Baca juga: AIWW ke-2 Digelar, Ketersediaan Air Pasca Pandemi Jadi Topik Utama

Selain itu, implementasi SWM turut diharapkan mampu menyediakan data terkini atau real time pada kondisi sumber daya air serta perkiraan cuaca dan kondisi iklim.

"Penerapan SWM memungkinkan pengelolaan terpadu seluruh potensi kawasan sungai dan menjaga kelestarian lingkungan untuk mendukung pembangunan daerah yang strategis, seperti daerah metropolitan, daerah irigasi yang subur, tujuan wisata, kawasan industri, dan lainnya," tambah Basuki.

Sementara itu, berkaitan dengan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, Pemerintah Indonesia terus melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk ketahanan air, di antaranya membangun 61 bendungan untuk menjamin ketahanan pangan dan air.

Adapun tujuannya adalah untuk meningkatkan air sebagai sistem irigasi dari 11 persen menjadi 20 persen.

Sehingga, dengan pasokan air yang terus menerus hadir dari bendungan, intensitas tanam dapat ditingkatkan.

Baca juga: Labuan Bajo Jadi Tuan Rumah AIWW Ke-2, Basuki: Promosi Pariwisata

Sedangkan terkait ketahanan pangan, Basuki menyebutkan Indonesia telah memprakarsai pengembangan lumbung padan atau food estate pada beberapa daerah, meliputi Kalimantan Tengah, Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara dan Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Kami juga tengah melakukan Pembangunan tanggul di Pantai Utara Jawa untuk melindungi pesisir kota Jakarta, Semarang, Pekalongan dari ancaman penurunan tanah dan kenaikan permukaan laut, serta pembangunan sistem pengendalian banjir," pungkas Menteri Basuki.

Sebagai contoh nyata adalah Terowongan Air Jakarta dan Nanjung di hulu DAS Citarum yang akan mengurangi risiko banjir di kedua wilayah metropolitan tersebut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com