JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembang properti raksasa, China Evergrande Group tiba-tiba menangguhkan sahamnya dari perdagangan di bursa efek Hong Kong pada Senin (21/3/2022).
Seperti dikutip dari Reuters, tak hanya saham perusahaan induk, obligasi dalam negeri yang diterbitkan oleh unit andalan Evergrande yakni Hengda Real Estate Group juga mengalami penangguhan.
Penangguhan juga dilakukan pada beberapa saham milik anak perusahaan Evergrande seperti Evergrande Property Services Group Ltd, dan unit kendaraan listrik, China Evergrande New Energy Vehicle Group Ltd.
Baca juga: Kibarkan Bendera Putih, Evergrande Bentuk Komite Manajemen Risiko
Kabarnya penangguhkan perdagangan saham Evergrande akan dilakukan hingga pihak perusahaan melakukan restrukturisasi dan memutuskan nasib investor internasional.
Dalam sebuah pernyataan kepada bursa Hong Kong, perusahaan mengatakan penangguhan perdagangan dilakukan hingga ada berita selanjutnya.
Sejak tahun lalu, Evergrande diketahui terlilit masalah utang besar dan diperkirakan harus membayar lebih dari 300 miliar Dolar AS atau setara dengan Rp 4.200 triliun.
Ini menyebabkan perusahaan terancam bangkrut terlebih banyak proyek yang belum sempat terselesaikan.
Baca juga: Dampak Krisis Utang Evergrande, Harga Material Bangunan Melonjak
Untuk mengurangi nilai utangnya, pihak perusahaan telah melakukan berbagai upaya termasuk untuk membayar pemasok dan krediturnya serta menyelesaikan beberapa proyek konstruksi dan perumahan.
Evergrande sejauh ini berhasil menghindari masalah teknis dari pembayaran obligasi di dalam negeri. Sayangnya, mereka telah melewatkan pembayaran pada beberapa obligasi luar negeri.
Saham Evergrande diperdagangkan dengan harga 1,65 Dolar Hongkong per lembar saham sebelum penangguhan terjadi.
Harga saham Evergrande dilaporkan telah naik 3,8 persen tahun ini setelah jatuh 89 persen pada tahun 2021.