Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Truk ODOL, Negara Rugi Rp 1 Triliun Perbaiki Jalan Tol Tiap Tahun

Kompas.com - 03/03/2022, 12:30 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit menyebutkan, kehadiran kendaraan over load over dimension (ODOL) menyebabkan kerusakan jalan tol dengan kerugian Rp 1 triliun per tahun.

"Kalau di jalan tol perkiraan kami, at least conservative number (setidaknya dalam angka konservatif) kita Rp 1 triliun per tahun," jelas Danang dalam webinar Infrastruktur untuk Indonesia, Kamis (3/3/2022).

Sementara kerugian untuk jalan, berdasarkan referensi Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR, totalnya mencapai Rp 43 triliun setiap tahunnya.

Dengan adanya fenomena ini, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam mendeteksi kendaraan ODOL melalui teknologi Weigh in Motion (WIM).

Saat ini, teknologi WIM untuk pengendalian kendaraan ODOL sudah mulai diuji coba di Jalan Tol Tangerang-Merak.

Baca juga: Tahun 2023, MLFF dan WIM Akan Diberlakukan Penuh di Jalan Tol

Pengendalian ODOL akan menggunakan scanner dimensi yang terpasang pada kamera dan timbangan pengukuran pada jalan.

Dengan begitu, berat kendaraan tetap bisa diukur saat kendaraan masih berjalan.

Danang menyebutkan, Kementerian PUPR berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas infrastruktur jalan tol untuk menciptakan pelayanan maksimal kepada masyarakat.

Peningkatan pelayanan jalan tol ini tidak hanya sebatas mengejar tercapainya standar pelayanan minimal (SPM).

Tetapi, juga meningkatkan kualitas layanan jalan tol secara berkelanjutan seiring kebutuhan dan permintaan masyarakat yang semakin tinggi.

Di tengah Pandemi Covid-19, korporasi jalan tol fokus pada 3 strategi yaitu cost leadership (kepemimpinan biaya), revenue enhancement (peningkatan pendapatan), dan cash management (manajemen pembayaran).

Ditambah juga pemanfaatan aplikasi digital untuk efektivitas dan user experience (pengalaman pengguna) yang lebih baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com