JAKARTA, KOMPAS.com - Bogor. Wilayah penyangga Jakarta, ini pernah melekat kuat dalam memori kita sebagai tempat menghabiskan masa tua, mendewasa, dan menua bersama.
Betapa tidak? Tahbis sebagai ibu kota Kerajaan Hindu Pakuan Pajajaran, serta istana bagi sembilan gubernur jenderal masa penjajahan Belanda adalah fakta, bahwa Bogor sangat ideal sebagai tempat peristirahatan sekaligus bermukim.
Bahkan, Bogor adalah kota paling layak huni di dunia atau The World Most Livable City tahun 2016 menurut penilaian World Wildelife Fund (WWF).
Baca juga: Transformasi, Rahasia Summarecon Raup Rp 3 Triliun Semester I
Kekhasan iklimnya, lingkungan pegunungannya, sejarah panjangnya, tradisi adiluhung serta kondisi geografisnya yang berada di antara Jakarta, Sukabumi, dan Bandung, dianggap demikian sentral dan strategis.
Tak mengherankan jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan Bogor ke dalam Kawasan Strategis Perkotaan Jabodetabekpunjur melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2020.
Beleid yang diterbitkan pada 16 April 2020 ini mengatur tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Jabodetabekpunjur dengan jangka waktu pelaksanaan 20 tahun sejak 2020 hingga 2039.
Bogor pun tumbuh semakin dinamis dengan dukungan sejumlah pengembangan infrastruktur berkelas Proyek Strategis Nasional (PSN), di antaranya Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), Tol Cinere-Jagorawi (Cijago), Penambahan Lingkup Jalan Tol Bogor Ring Road, dan LRT Jabodebek.
Kini, dengan kondisi yang sudah bertransformasi, Bogor telah menjadi wilayah prospektif, terutama untuk pengembangan properti sektor hunian.
Hunian di Bogor diminati para pencari rumah dan terus menunjukkan tren pertumbuhan positif. Hal ini sebagaimana terungkap dalam riset Rumah.com Indonesia Property Market Index 2021 periode Kuartal II-2021.
Bahwa pencarian rumah di wilayah Bogor mengalami tren peningkatan tiga persen dibanding kuartal perdana tahun yang sama.
Para pencari rumah ini sebagian besar didominasi oleh kalangan muda produktif dengan usia maksimal 45 tahun.
Baca juga: Insentif PPN Berdampak pada Kenaikan Penjualan Produk Summarecon
Mereka yang bekerja di Jakarta dan merupakan penglaju (commuter) lebih memilih untuk membeli rumah dan menetap di Bogor.
Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat memastikan hal itu kepada Kompas.com, Senin (18/10/2021).
"Benang merah kesamaan konsumen dari berbagai segmen yang memilih Bogor sebagai wilayah hunian adalah keluarga muda usia produktif, dan merupakan pekerja atau memiliki aktivitas di Jakarta," tutur Syarifah.