Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raksasa Properti Evergrande Terlilit Utang, Ini Sektor yang Terkena Getahnya

Kompas.com - 18/09/2021, 07:00 WIB
Muhdany Yusuf Laksono,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan besar properti asal China, Evergrande Group, sedang dalam masa krisis. Mereka memiliki utang segunung pada bank maupun investor.

Jumlah utang Evergrande Group ditaksir mencapai 300 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4.276 triliun. Setelah bertahun-tahun melakukan peminjaman dan tidak bisa memenuhi pembayaran yang sudah jatuh tempo.

Melansir Reuters, perusahaan bank investasi dan jasa keungan multinasional asal Amerika Serikat yakni Goldman Sachs menyampaikan, krisis utang Evergrande Group dapat menimbulkan risiko limpahan ke sektor properti China yang lebih luas.

Baca juga: Punya Utang Segunung, China Evergrande Disatroni Puluhan Investor

Pengembang sedang mencoba untuk mengumpulkan dana guna membayar kreditur dan pemasok karena terperosok antara keruntuhan yang dikelola atau prospek bailout lebih jauh oleh Beijing.

"Kami percaya bahwa gangguan lebih lanjut pada operasi pengembangan properti perusahaan bisa sangat negatif untuk sentimen di antara pembeli dan investor properti domestik, dan berpotensi menjalar ke sektor properti yang lebih luas," lapor Goldman Sachs.

Menyadur dari Channel News Asia, sejumlah analis telah memantau kemungkinan dampak yang lebih luas pada sektor properti Negeri Tirai Bambu itu.

Konsultan riset ekonomi asal London yakni Capital Economics mencatat, sektor perbankan akan menjadi yang pertama terdampak.

Runtuhnya Evergrande Group akan menjadi ujian terbesar yang dihadapi sistem keuangan China selama bertahun-tahun.

“Kegagalan perbankan yang dipicu oleh runtuhnya pengembang properti besar adalah satu-satunya skenario yang paling mungkin menyebabkan hard landing di China," ujar
Chief Asia Economist Mark Williams.

Sementara itu, Senior Global Economist Capital Economics Simon MacAdam menuturkan, keruntuhan Evergrande Group akan menimbulkan dampak global skala kecil di luar beberapa pasar.

"Dalam skenario hard landing, beberapa pasar negara berkembang rentan," kata Simon.

Managing Director and Head of Asia Fixed Income for Principal Global Investors Howe Chung Wan, mengatakan, transmisi dari downcycle properti sebagian besar akan datang melalui investasi properti yang lebih rendah.

"Dampak pada konsumsi karena sentimen rumah tangga dan pasar tenaga kerja yang lebih lemah, serta lebih banyak lagi. Sentimen pasar negatif," imbuhnya.

Meski begitu, para analis menilai efek yang dialami Evergrande Group belum terlalu mengkhawatirkan ke seluruh aspek perekonomian di Asia.

"Walaupun tidak menutup kemungkinan hal itu akan terjadi," tuntas Howe.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com