Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Raksasa Properti Evergrande Terlilit Utang, Ini Sektor yang Terkena Getahnya

Jumlah utang Evergrande Group ditaksir mencapai 300 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4.276 triliun. Setelah bertahun-tahun melakukan peminjaman dan tidak bisa memenuhi pembayaran yang sudah jatuh tempo.

Melansir Reuters, perusahaan bank investasi dan jasa keungan multinasional asal Amerika Serikat yakni Goldman Sachs menyampaikan, krisis utang Evergrande Group dapat menimbulkan risiko limpahan ke sektor properti China yang lebih luas.

Pengembang sedang mencoba untuk mengumpulkan dana guna membayar kreditur dan pemasok karena terperosok antara keruntuhan yang dikelola atau prospek bailout lebih jauh oleh Beijing.

"Kami percaya bahwa gangguan lebih lanjut pada operasi pengembangan properti perusahaan bisa sangat negatif untuk sentimen di antara pembeli dan investor properti domestik, dan berpotensi menjalar ke sektor properti yang lebih luas," lapor Goldman Sachs.

Menyadur dari Channel News Asia, sejumlah analis telah memantau kemungkinan dampak yang lebih luas pada sektor properti Negeri Tirai Bambu itu.

Konsultan riset ekonomi asal London yakni Capital Economics mencatat, sektor perbankan akan menjadi yang pertama terdampak.

Runtuhnya Evergrande Group akan menjadi ujian terbesar yang dihadapi sistem keuangan China selama bertahun-tahun.

“Kegagalan perbankan yang dipicu oleh runtuhnya pengembang properti besar adalah satu-satunya skenario yang paling mungkin menyebabkan hard landing di China," ujar
Chief Asia Economist Mark Williams.

Sementara itu, Senior Global Economist Capital Economics Simon MacAdam menuturkan, keruntuhan Evergrande Group akan menimbulkan dampak global skala kecil di luar beberapa pasar.

"Dalam skenario hard landing, beberapa pasar negara berkembang rentan," kata Simon.

Managing Director and Head of Asia Fixed Income for Principal Global Investors Howe Chung Wan, mengatakan, transmisi dari downcycle properti sebagian besar akan datang melalui investasi properti yang lebih rendah.

"Dampak pada konsumsi karena sentimen rumah tangga dan pasar tenaga kerja yang lebih lemah, serta lebih banyak lagi. Sentimen pasar negatif," imbuhnya.

Meski begitu, para analis menilai efek yang dialami Evergrande Group belum terlalu mengkhawatirkan ke seluruh aspek perekonomian di Asia.

"Walaupun tidak menutup kemungkinan hal itu akan terjadi," tuntas Howe.

 

https://www.kompas.com/properti/read/2021/09/18/070000221/raksasa-properti-evergrande-terlilit-utang-ini-sektor-yang-terkena

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke