Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Stadion Utama GBK Senayan, Pemancangan Tiang Pertama Dihadiri Nikita Kruschev

Kompas.com - Diperbarui 15/11/2022, 08:48 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Menurut Soekarno, desain atap dengan model itu bisa membuat penonton terhindar dari teriknya sinar matahari.

Dia juga ingin Indonesia punya stadion utama yang memiliki atap dengan bentuk tersebut dan memukau siapa saja yang melihatnya.

Tak disangka-sangka, musibah sempat melanda atap temu gelang kebanggaan Soekarno ini.

Pada 23 Oktober 1961 pukul 18.45, percikan api membakar beberapa bagian bangunan yang sudah setengah jadi.

Baca juga: 80 Persen Kawasan GBK Ramah Difabel

Kebakaran paling banyak menghancurkan rangkaian kayu penyangga kerangka besi yang mengakibatkan atap stadion yang belum selesai itu hancur. 

Meski kecil, kebakaran itu membuat geger dunia. Harian The Strait Times dari Singapura menulis headline, “Lonceng Kematian Asian Games Segera Berbunyi dari Jakarta”.

Para anggota AGF khawatir pelaksanaan bakal tertunda. Hingga akhirnya, Pemerintah membuat dua komisi independen untuk mengusut kasus kebakaran ini.

Sempat muncul dugaan upaya sabotase. Namun, hingga akhir tugasnya, kedua komisi itu tak pernah mengeluarkan pernyataan resmi.

Selama dua setengah tahun pembangunannya, 2,5 juta meter kubik tanah harus digali di lokasi yang kira-kira memerlukan 800.000 truk.

Beton yang harus dicor sebanyak 100.000 meter kubik dan memerlukan 800.000 sak semen. Jika disejajarkan, panjang sak semen itu mencapai 640 kilometer atau sepanjang Jakarta hingga Semarang.

Beton bertulang untuk stadion utama juga tak kalah fantastis. Sebanyak 21.000 ton besi beton.

Selain stadion utama, sarana olahraga yang dibangun untuk Asian Games 1962 itu ada stadion renang, stadion tenis, stadion madya untuk sepak bola, istora, dan hall basket.

Secara keseluruhan, lebih dari 12.000 lebih tenaga kerja membangun SUGBK dari pagi hingga malam.

Sebulan sebelum Asian Games ke-IV digelar, SUGBK diresmikan pada 21 Juli 1962 oleh Soekarno pukul 17.00 WIB beserta rombongan menteri dan perwakilan korps diplomatik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com