Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prasasti Kedukan Bukit: Sejarah, Isi, dan Artinya

Kompas.com - 08/04/2021, 14:49 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sampai saat ini, tiga prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya telah ditemukan di Palembang.

Salah satunya adalah prasasti Kedukan Bukit, yang oleh para ahli dianggap mengandung kunci pemecahan masalah lokasi ibu kota Kerajaan Sriwijaya.

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan pertama kali oleh orang Belanda bernama C.J. Batenburg pada 29 November 1920 di Kedukan Bukit, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang, anak Sungai Musi.

Ukurannya tergolong kecil, yakni berupa batu berukuran 45 × 80 cm.

Prasasti ini berangka tahun 604 Saka (682 M), ditulis menggunakan huruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno.

Kemudian pada 1924, prasasti ini ditranskripsikan dan diterjemahkan oleh Philippus Samuel van Ronkel, seorang ahli Bahasa Melayu kenamaan.

Baca juga: Peninggalan Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Isi

Prasasti Kedukan Bukit terdiri dari sepuluh baris, yang berbunyi sebagai berikut:

svasti sri sakavastitta 605 ekadasi sukla-
paksa vulan vaisakha dapunta hiyam nayik di
samvau mangalap siddhayatra di saptami suklapaksa
vulan jyestha dapunta hiyam marlapas dari minana
tamvan mamava yam vala dua laksa dangan kosa
duaratus cara di samvau danan jalan sarivu
tluratus sapulu dua vañakña datam di mata jap mukha upam
sukhacitta di pañcami suklapaksa vulan... asadha
laghu mudita datam marvuat vanua ...
srivijaya jaya siddhayatra subhiksa nityakala!

Baca juga: Perkembangan dan Kemunduran Kerajaan Sriwijaya

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Selamat! Tahun Saka telah lewat 605, pada hari ke sebelas paro-terang bulan Waisakha Dapunta Hiyang naik di sampan mengambil siddhayatra.

Pada hari ke tujuh paro-terang bulan Jyestha Dapunta Hiyang berlepas dari Minanga untuk  membawa bala tentara 20.000 dengan perbekalan 200 peti di sampan dengan diiringi sebanyak 1312 orang berjalan kaki datang ke hulu Upang dengan sukacita.

Pada 15 hari pertama bulan asadha dengan lega gembira datang membuat benua... 

srivijaya jaya siddhayatra subhiksa nityakala!

Baca juga: Sejarah Terbentuknya Kerajaan Sriwijaya

Tafsir

Isi prasasti Kedukan Bukit tersebut dapat ditafsirkan sebagai berikut:

Pada tanggal 11 Waisaka 604 (23 April 682) raja Sriwijaya yang bergelar Dapunta Hyang naik perahu dari suatu tempat untuk menggabungkan diri dengan balatentaranya yang baru saja menaklukkan Minanga (Binanga).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com