KOMPAS.com - Perkembangan seni budaya nusantara dimulai sejak zaman prasejarah.
Secara umum perkembangannya dibagi dalam empat periode, diawali dari periode prasejarah, periode klasik, periode Islam, hingga kontemporer.
Pada zaman prasejarah, karya seni rupa yang ditemukan berupa benda tanpa tulisan atau aksara.
Karya karya peninggalan seni budaya nusantara pada fase prasejarah adalah lukisan, bangunan megalitik, patung, ornamen, dan seni kriya.
Perkembangan seni rupa prasejarah nusantara dapat dibagi ke dalam dua periode, yaitu Zaman Batu dan Zaman Logam.
Baca juga: Zaman Arkean: Pembagian dan Ciri-ciri
Pada periode ini, manusia menggunakan peralatan sehari-hari yang dominan terbuat dari batu.
Seni rupa Zaman Batu dapat dibedakan atas empat masa, yaitu Zaman Batu Tua (Paleolitikum), Zaman Batu Tengah (Mesolitikum), Zaman Batu Muda (Neolitikum), dan Zaman Batu Besar (Megalitikum).
Zaman Batu Tua atau Paleolitikum diperkirakan berlangsung 600.000 tahun lalu.
Karya seni yang dihasilkan berupa alat-alat dari batu dan tulang yang masih sangat kasar, diantaranya:
Selain alat-alat dari batu dan tulang yang masih kasar, lukisan babi dan telapak tangan berwarna merah pada dinding Gua Leang Pattae, Sulawesi Selatan, juga dikategorikan sebagai peninggalan Zaman Paleolitikum.
Baca juga: Zaman Paleozoikum: Pembagian dan Ciri-ciri
Zaman Batu Tengah atau Mesolitikum ditandai dengan pebble culture.
Peninggalan yang cukup terkenal adalah Kjokkenmoddinger, sampah dapur dari kulit siput yang menumpuk menyerupai bukit dan menjadi fosil dengan tinggi mencapai tujuh meter.
Kjokkenmoddinger ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera.
Selain itu, karya seni rupa yang ditemukan Zaman Mesolitikum adalah kapak genggam Sumatra, yang bahannya berupa batu kali yang dipecah-pecah, kapak pendek, serta batu pipisan.
Zaman Batu Muda atau Neolitikum dicirikan oleh peninggalan seni rupa dari peralatan batu yang telah diasah lebih halus.