JAKARTA, KOMPAS.com - Menanam cabai di musim hujan membutuhkan ekstra perhatian dibandingkan menanam cabai di musim kemarau. Sebab, ada beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai saat musim hujan.
Keberadaan hama dan penyakit tersebut bisa merusak tanaman cabai. Bahkan, dalam tingkat yang parah, tanaman cabai bisa mati.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (30/1/2023), berikut beberapa hama yang menyerang tanaman cabai saat musim hujan.
Baca juga: Cara Pemangkasan Tanaman Cabai yang Benar dan Manfaatnya
Hama ini menyerang tanaman cabai muda yang baru saja pindah tanam. Serangannya dilakukan pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah.
Gangsir membuat liang di dalam tanah sampai kedalaman 90 cm. Gangsir merusak tanaman cabai muda dengan cara memotong pangkal batang tapi tidak memakannya.
Cara mengendalikan hama gangsir dapat dilakukan dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1 gr am pada lubang tanam.
Hama ulat grayak menyerang bagian daun tanaman cabai secara bergerombol. Daun cabai yang terserang berlubang dan meranggas.
Baca juga: Simak, 4 Cara Membuat Pestisida Alami untuk Tanaman Cabai
Pada serangan parah, daun tanaman cabai hanya tersisa epidermis. Ulat grayak disebut juga dengan nama ulat tentara.
Seperti halnya jenis hama ulat lain, hama ini menyerang tanaman cabai pada malam hari, sedang siang harinya bersembunyi di balik mulsa atau di dalam tanah.
Hama ini bersifat polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk.
Hama ulat buah pada tanaman cabai adalah Helicoverpa sp. Hama menyerang buah cabai muda maupun tua dengan cara membuat lubang dan memakannya.
Baca juga: Cara Mengatasi Kerontokan Bunga dan Buah Tanaman Cabai
Ulat buah bersifat polifag. Pengendalian hama ulat buah dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk.
Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan mengisap cairan daun tanaman sehingga sel-sel dan jaringan daun tanaman rusak.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis atau konsentrasi sesuai petunjuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.