Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat Batang Pisang untuk Kelembapan Tanah Tanaman Buah

Kompas.com - 21/10/2022, 07:14 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menanam tanaman buah di pekarangan rumah sudah sejak lama dilakukan banyak masyarakat. Selain memiliki nilai estetika dan efek sejuk sebagai tanaman pelindung dari panas matahari di pekarangan, tanaman buah juga menjadi sumber nutrisi bagi keluarga.

Namun demikian, perlu dipahami bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman buah sangat dipengaruhi jumlah unsur hara yang cukup, baik unsur hara makro dan mikro.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (21/10/2022), unsur hara tersebut dapat tercukupi dengan kita melakukan penambahan pupuk organik yang berasal dari kompos atau pupuk kandang, serta dapat juga berasal dari pupuk non organik seperti pupuk NPK dan pupuk mikro lainnya.

Baca juga: 5 Jenis Tanaman Buah Indoor untuk Mempercantik Ruangan

 

Ilustrasi tanaman mangga, tanaman buah mangga. PIXABAY/CUIAIMIN Ilustrasi tanaman mangga, tanaman buah mangga.

Cara terbaik pemberiannya adalah saat awal pembuatan lubang tanaman yang luas minimal 1 x 1 x 1 meter yang diisi dengan campuran tanah dan pupuk organik maupun non organik.

Setelah itu, setiap dua hingga tiga kali, Anda perlu memberikan tambahan pupuk setiap tahunnya.

Prinsip utamanya adalah memberikan media pertumbuhan dan perkembangan akar yang baik serta kecukupan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk dapat hidup lama.

Akan tetapi, pada puncak musim kemarau, yakni pada bulan Agustus hingga Oktober, banyak dijumpai tanaman mulai menggugurkan daunnya, serta tidak jarang juga yang mengalami kematian.

Baca juga: Simak, Panduan Pemberian Pupuk Dasar untuk Tanaman Buah

Salah satu penyebab utama adalah kurangnya air yang dibutuhkan tanaman untuk proses transpirasi tanaman serta menjaga kelembapan udara atau dalam tanah untuk kelangsungan hidup mikroba atau menjaga ketersediaan hara yang dapat diserap akar dalam tanah.

Kondisi ini biasanya terjadi akibat tingginya kekeringan udara atau kelembapan udara sangat rendah dan kencangnya tiupan angin. Padahal, tanaman tetap bertranspirasi dan evapotransparsi pada siang hari maupun malam hari pada kondisi serapan akar terhadap air sangat terbatas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com