JAKARTA, KOMPAS.com - Semua hewan, termasuk anjing dan kucing dapat mengembangkan alergi terhadap makanan, debu, kutu, atau bahan kimia tertentu.
Jamur, serbuk sari, bulu, tungau debu, dan bahaya juga dapat memicu reaksi alergi pada anjing maupun kucing.
Dilansir dari The List, Rabu (21/9/2022), pada umumnya anjing yang memiliki alergi mengalami gatal-gatal, batuk, bersin, mata berair, dan gangguan pencernaan.
Baca juga: 7 Ras Anjing yang Akur dengan Kucing, Bisa Dipelihara Bersama
Kucing juga menunjukkan gejala yang sama, termasuk mual dan muntah, reaksi alergi, dan masalah pernapasan.
Misalnya, dokter hewan mungkin meresepkan kortikosteroid (jenis obat) untuk mengendalikan peradangan.
Antihistamin (obat untuk reaksi alergi), di sisi lain dapat meredakan gejala alergi yang dialami hewan peliharaan dengan menekan histamin, bahan kimia yang mengatur respons imun, jelas American Osteopathic College of Dermatology.
Perawatan lebih lanjut diperlukan tergantung pada tingkat keparahan dan jenis alergi. Nasalah kesehatan satu ini lebih dari sekadar gangguan.
Dalam beberapa kasus, hewan peliharaan yang mengalami alergi bisa berakibat fatal atau menyebabkan komplikasi.
Baca juga: 3 Jenis Suara yang Bisa Menyebabkan Kucing Stres
Today's Veterinary Practice memperingatkan bahwa hewan peliharaan dapat mengembangkan anafilaksis, reaksi alergi yang mengancam jiwa yang memerlukan perawatan darurat.
Komplikasi lain dapat berdampak pada kulit, mata, atau organ dalam anjing maupun kucing, yang mana itu menyebabkan masalah seumur hidup.