Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Ini 7 Tanda Bahaya yang Bersembunyi di Rumah Anda

Kompas.com - 22/04/2022, 15:32 WIB
Esra Dopita Maret

Penulis

Sumber Bobvila

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah yang terlihat bagus, tenang, dan nyaman tidak berarti dalam kondisi aman. Pasalnya, tanda-tanda masalah yang ada pada rumah bersembunyi di bawah permukaan.

Tanda-tanda bahaya itu bisa berasal dari bahan bangunan yang buruk, lantai, dinding, atau plafon rumah, terutama jika tinggal di rumah tua. 

Baca juga: 12 Tanaman Hias yang Cocok untuk Rumah Minimalis

Meski begitu, rumah yang lebih baru pun memiliki bahaya tersembunyi. Karena itu, penting mewaspadai tanda-tanda peringatan bahaya pada rumah.

Dilansir dari Bobvila, Jumat (22/4/2022), berikut beberapa tanda bahaya yang bersembunyi di rumah Anda. 

Baca juga: 7 Cara Membuat Rutinitas Membersihkan Rumah Jadi Ramah Lingkungan  

Atap asbes 

Ilustrasi asbes, atap asbes.SHUTTERSTOCK/HUAYKWANG Ilustrasi asbes, atap asbes.
Asbes adalah penghambat api yang sangat efektif dan murah yang pernah digunakan secara luas dalam konstruksi rumah. Biasanya, asbes digunakan untuk atap rumah. 

Namun, asbes sangat berbahaya bagi kesehatan saat bahannya pecah, lalu terhirup. Karena iru, asbes tidak lagi digunakan dalam konstruksi rumah. 

Namun, rumah yang lebih tua masih banyak menggunakan asbes. Bila atap rumah Anda masih menggunakan asbes, segeralah mempertimbangkan untuk menggantinya. 

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Asbes untuk Atap Rumah 

Risiko radioaktif

Radon adalah gas alami yang biasanya masuk ke rumah melalui retakan pada fondasi, celah di sekitar pipa, atau sambungan dinding.

Gas ini masuk di semua rumah sampai tingkat tertentu, tetapi pada tingkat tinggi bisa bertindak sebagai karsinogen yang berbahaya.

Karena gas tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa, Anda memerlukan alat uji radon untuk mendeteksi keberadaannya.

Bila gas radon memasuki rumah dalam jumlah besar, segera menambahkan ventilasi atau menutup retakan pada fondasi.  

Baca juga: 7 Cara Membuat Rutinitas Membersihkan Rumah Jadi Ramah Lingkungan 

Cat timbal 

Ilustrasi cat, ilustrasi warna cat. Shutterstock/Sebastian Duda Ilustrasi cat, ilustrasi warna cat.
Jika tinggal di rumah yang dicat sebelum1980-an, kemungkinan besar terdapat timbal dalam cat tersebut atau bersembunyi beberapa lapis di bawahnya.

Penggunaan cat timbal telah dilarang pada akhir 1970-an karena toksisitasnya. Jika mencurigai adanya timbal pada di dinding rumah, Anda dapat mengujinya menggunakan alat uji sederhana yang dapat Anda dibeli di toko konstruksi rumah.

Namun, penghapusan cat timbal harus ditangani seorang profesional terlatih. Kegiatan DIY yang umum seperti pengamplasan dapat menyebabkan partikel timbal di udara menyusup ke rumah, yang berpotensi menyebabkan penyakit serius. 

Baca juga: Hati-Hati, Ini Warna Cat yang Mengandung Banyak Timbal 

Gas buruk

Anda tidak dapat melihat atau menciumnya, tetapi gas karbon monoksida yang berbahaya adalah ancaman serius.

Gas dapat bocor dari kompor, pemanas air, peralatan, atau mobil. Bahkan pada tingkat yang rendah, kebocoran karbon monoksida dapat membuat Anda sangat sakit. Itulah mengapa sangat penting setiap tingkat di rumah dilengkapi alarm karbon monoksida. 

Baca juga: 5 Penyebab Api pada Kompor Gas Tidak Menyala

Banyak VOC di udara

Memasang karpet baru? Mengecat ulang dinding? Membeli furnitur baru? Kemungkinan pembaruan ini akan dilengkapi senyawa organik yang mudah menguap atau VOC.

Saat bahan kimia ini terurai, mereka melepaskan gas ke udara yang dapat menyebabkan sakit kepala dan sakit tenggorokan. 

Minimalkan efek pelepasan gas dengan memberi ventilasi pada ruangan yang baru dilengkapi setidaknya seminggu setelah pemasangan serta selalu membeli produk tanpa VOC atau sangat rendah VOC jika memungkinkan. 

Baca juga: 5 Rahasia untuk Menjaga Karpet Tetap Terlihat Seperti Baru 

Ancaman jamur 

Ilustrasi jamur hitam pada sudut dinding.SHUTTERSTOCK/BURDUN ILLIYA Ilustrasi jamur hitam pada sudut dinding.

Jika kamar mandi atau ruang bawah tanah memiliki bau apek, kemungkinan rumah mengalami permasalahan jamur.

Jamur dapat tumbuh di dalam saluran air, di balik dinding dan plafon, dan bawah lantai—di mana pun kelembapan berlebihan menumpuk.

Meski biasanya dapat dideteksi dengan bau, Anda dapat memeriksanya dengan menyinari area yang dicurigai atau menggunakan lampu hitam.

Untungnya, keberadaan jamur di rumah ini dapat dengan mudah dihilangkan dengan pembersih komersial.

Untuk mencegah penumpukan jamur pada masa mendatang, gunakan penurun kelembapan atau dehumidifier dan kipas angin untuk mengurangi kelembapan. 

Baca juga: Catat, Ini 4 Tips Mencegah Jamur Hitam Muncul di Rumah

Tungau debu

Tungau debu mikroskopis bisa hidup di furnitur, karpet, atau tempat tidur. Meski berukuran kecil, tungau debu bisa membuat rumah menjadi kotor.

Makhluk kecil ini memakan rambut dan sel kulit mati dan dapat memicu serangan asma atau alergi.

Meski tidak dapat menghilangkannya, Anda dapat mengurangi gejala apa pun yang ditimbulkannya dengan menyedot debu pada karpet dan furnitur secara teratur, mencuci seprai dan karpet dengan air panas setiap minggu, serta membeli pelindung bantal dan penutup kasur yang dianyam rapat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com