JAKARTA, KOMPAS.com - Menanam cabai di musim hujan sangatlah menantang. Sebab, buah cabai sangat sensitif terhadap kelembapan udara yang tinggi.
Selain itu, pada musim hujan, tanaman cabai mudah terserang penyakit patek atau antraknosa alias busuk buah, yang disebabkan jamur dan bakteri patogen. Untuk itu, dibutuhkan kecermatan saat menanam cabai di musim hujan.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Rabu (8/12/2021), berikut beberapa cara menanam cabai saat musim hujan.
Baca juga: Panduan Pemupukan Tanaman Cabai Merah agar Buahnya Melimpah
Pembuatan bedengan yang lebih tinggi bertujuan agar air hujan segera tuntas dan tidak menggenang. Sebab, penyebaran spora dari patogen antraknosa terjadi melalui percikan air hujan yang menggenang pada bedengan, sehingga menular melalui tanah dan percikan air.
Hal ini tidak akan terjadi jika bedengan dibuat lebih tinggi, yakni kira-kira 30 cm atau lebih.
Pada musim hujan, kandungan nitrogen bebas di udara sangatlah tinggi. Hal ini terjadi akibat reaksi kimia pada awan yang akhirnya terbawa oleh air hujan.
Nitrogen sebenarnya sangat bagus untuk pertumbuhan daun dan pucuk batang tanaman. Hanya saja, kandungan nitrogen yang berlebihan dan tidak kunjung diserap tanaman juga akan menyuburkan jamur patogen seperti antraknosa.
Baca juga: Trik Menanam Cabai pada Musim Hujan agar Bebas Penyakit Antraknosa
Oleh karena itu, pada saat musim hujan, sebaiknya pupuk nitrogen seperti ZA dan UREA sebaiknya tidak dipakai. Gunakan pupuk NPK 15-15-15 sebagai pupuk dasar, lalu ditambah dengan SP-36 dan KCL.
Hal ini akan membuat perbandingan unsur nitrogen menjadi lebih kecil.