Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/04/2021, 19:39 WIB
Aniza Pratiwi,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sama halnya dengan tanaman lainnya, tanaman cabai juga rentan terkena virus dan penyakit. Jika tanaman cabai sudah terkena virus atau penyakit, akan menyebabkan pertumbuhan melambat atau bahkan hingga mati.

Salah satu virus yang menyerang tanaman cabai adalah virus gemini.

Mengutip dari kanal Youtube Ensiklo, Selasa (20/4/21) tanaman cabai yang terkena virus gemini tumbuh kembangnya tidak maksimal. Hal ini ditandai dengan kekuningan pada daunnya yang menandakan klorofil pada bagian daunnya rusak.

Baca juga: Pakai Garam Ini agar Tanaman Cabai Sehat dan Rajin Berbuah

Rusaknya klorofil ini berpengaruh pada tumbuh kembang, produktivitas, dan menghasilkan cabai yang berkualitas.

Virus gemini atau virus bule biasanya berpindah dari pohon satu dengan yang lain, namun tidak berarti pohon yang berdekatan bisa terpapar virus ini. Virus ini dibawa oleh serangga yang terkenal dapat memindahkan virus, yakni kutu kebul.

Maka dari itu tanaman cabai secara berkala harus disemprot dengan pestisida organik ada tidaknya hama tersebut.

Hal ini tidak hanya dapat mencegah serangga atau hama yang menyerang pohon cabai namun mencegah transmisi virus yang dibawa oleh serangga-serangga walaupun dalam jumlah sedikit.

Baca juga: Kenapa Ujung Buah Cabai Membusuk? Penyebab dan Cara Mencegahnya

Efek dari virus gemini ini tentunya akan menganggu proses fotosintesis di mana klorofil menjadi unsur penting dalam proses pemasakan atau dapur pada setiap tanaman. Ketika klorofil rusak, proses perkembangan vegetatif atau generatif akan terhambat.

Mengacam setiap fase tanaman cabai

Fase awal tanaman cabai terkena virus ini ditandai dengan daun kuning, pohon kerdil, dan keriting. Untuk mencegahnya, Anda dapat menyemprot tanaman dengan hormon auksin.

Hal ini dapat membantu tanaman untuk memunculkan tunas baru yang sehat. Namun, yang harus diperhatikan, berikan hormon auksin pada saat tidak ada sinar matahari langsung atau malam hari, karena hormon ini akan rusak ketika terkena sinar matahari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com