JAKARTA, KOMPAS.com — Menanam cabai sendiri di halaman rumah, pot atau polybag adalah cara untuk mengakali harga cabai yang seringkali mahal.
Namun sayangnya, tanaman cabai rumahan juga tak lepas dari serangan hama dan penyakit. Jadi, meskipun kamu sudah memilih benih unggul, menanamnya dengan hati-hati, dan memberinya pupuk, tapi hama dan penyakit ini masih saja mengintai dan bisa menyerang tanamanmu tanpa pandang bulu.
Secara umum ada dua jenis faktor yang dapat menyebabkan kematian dan kehancuran tanaman cabai yang yakni, komponen lingkungan yang terdiri dari makhluk hidup (biotik) dan tidak hidup (abiotik).
Baca juga: Gunakan Kedua Pupuk Ini untuk Membuat Cabai Berbuah Lebat
Komponen makhluk hidup termasuk serangga, bakteri, jamur dan virus. Zat tak hidup termasuk suhu ekstrim, kelembaban berlebih, cahaya buruk, nutrisi tidak mencukupi, pH tanah buruk dan polutan udara.
Panduan yang dilansir dari Chile Mans, Senin (22/3/2021), berikut ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang beberapa komponen hidup umum yang dapat menyerang tanaman cabai milimu.
Sayangnya ada banyak hama dan penyakit yang dapat menginfeksi tanaman cabai. Meskipun sebagian besar serangga lebih menyebabkan iritasi daripada masalah yang hanya menyebabkan kerusakan lokal, penyakit yang biasa dibawa oleh serangga itulah yang biasanya akan merusak total tanaman cabai.
Sebuah studi oleh Green, S. K. dan Kim, J. S (1991), menemukan bahwa lebih dari separuh virus yang diketahui ditularkan oleh kutu daun (greenfly). Thrips, tungau, lalat putih, kumbang dan nematoda menularkan yang lain.
Baca juga: Gunakan Garam untuk Memupuk Bibit Tanaman Cabai di Polybag
Beberapa masalah yang lebih serius seperti Bakteri Daun Busuk dan Virus Mosaik Tembakau (TMV) ditularkan melalui kontak langsung dengan tanaman yang terinfeksi, tanah atau peralatan berkebun dengan yang juga bisa menularkan penyakit ini.
Tanaman yang sakit dapat menunjukkan berbagai gejala, membuat diagnosis menjadi sangat sulit. Gejala umum berupa pertumbuhan daun tidak normal, distorsi warna, pertumbuhan yang kerdil, tanaman layu dan polong rusak.