Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Mitos Merenovasi Rumah yang Tidak Perlu Dipercaya

Ketika sudah mengalami banyak kerusakan, merenovasi rumah menjadi solusi tepat. Selain biaya, waktu dan pengetahuan juga dibutuhkan saat merenovasi rumah demi mengetahui hal apa saja yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan. 

"Ketika merenovasi rumah, banyak saran di luar sana yang bisa bertentangan, bahkan berakhir dengan sebuah mitos," kata Thomas Goodman, pakar properti di MyJobQuote, dilansir dari House Beautiful, Selasa (12/4/2022).

Untuk menghindari hal tersebut, penting mengetahui mitos-mitos merenovasi rumah yang seharusnya tidak perlu dipercaya seperti berikut. 

Akan tetapi, untuk menangani tugas-tugas DIY, membutuhkan alat yang tepat guna melakukan pekerjaan itu.

Sementara itu, banyak dari orang memilih mengerjakan proyek DIY sendiri seperti memasang panel dinding. Namun, perlu diketahui, berapa tugas dapat memiliki konsekuensi mahal jika dilakukan secara tidak benar. 

Lebih besar renovasi, lebih baik

Renovasi yang lebih besar tidak selalu lebih baik karena menghabiskan lebih banyak uang tidak menjamin nilai yang lebih besar sebagai imbalannya.

Banyak yang menghabiskan hidup mereka memimpikan renovasi dapur yang luas dan perubahan kamar mandi yang bergaya, tetapi dalam beberapa kasus, pemilik rumah tidak  mendapatkan kembali lebih banyak daripada biaya konstruksi.

Untuk alasan itu, hal terbaik adalah berinvestasi dalam peningkatan yang akan membuat rumah lebih nyaman saat Anda tinggal daripada hanya mencoba meningkatkan nilainya. 

Sebelum memulai pengerjaan, perbaiki lubang, noda, retakan, atau bagian dinding yang jelek sehingga cat memiliki dasar yang halus sehingga dapat diaplikasikan. 

Namun, hal yang harus diingat adalah mengecat dinding tidak bisa menutupi kerusakaan yang sudah ada pada dinding.  

Memperbaiki sesuatu lebih murah daripada menggantinya

Selanjutnya, mitos merenovasi rumah adalah memperbaiki barang-barang lebih murah daripada menggantinya. Padahal, hal ini tidak selalu benar.

Barang-barang sering rusak atau aus di rumah bukan berarti harus segera menggantinya. Jika ada yang rusak, pertimbangkan melakukan perbaikan untuk memperbaikinya.

Namun, jika memperbaikinya tidak mengatasi masalah mendasar, sebaiknya membeli barang baru untuk menghindari biaya yang menumpuk. 

Renovasi mengikuti tren 

Banyak orang yang melakukan renovasi untuk mengaplikasikan tren terbaru, tetapi gaya dekorasi terbaru atau saat ini tidak selalu cocok untuk setiap ruangan.

Menurut Thomas, hal ini berisiko menciptakan rumah yang tidak sesuai dengan gaya hidup Anda. Jadi, sebaiknya hindari bahan permanen yang mahal untuk dinding, lemari, meja, dan lantai.

Untuk tetap mengikuti tren, aplikasikan pada aksesori atau elemen dekorasi lainnya di dalam ruangan tersebut. 

Rumah yang lebih besar mungkin memakan waktu sekitar sembilan hingga 15 bulan, ditambah dengan penundaan tambahan.

Kontraktor yang baik dapat melakukan pekerjaan lebih cepat dan lebih efisien daripada yang Anda lakukan sendiri. Karena itu, sebaiknya jangan mencoba apa pun yang mungkin sulit Anda selesaikan. 

Perencanaan yang baik masih dapat berantakan 

Terakhir, mitos merenovasi rumah adalah perencanaan yang baik masih dapat membuat proses pengerjaan berantakan.

Thomas menambahkan, renovasi memiliki cara untuk mengungkap masalah tak terduga di rumah Anda. Tidak peduli berapa banyak yang Anda rencanakan, terkadang setelah kontraktor mulai bekerja, mereka akan menemukan kebocoran yang tidak terdeteksi, hama, dan perbaikan tukang. 

Sementara itu, Anda harus merencanakan renovasi rumah dan tetap berpegang pada rencana tersebut. Selain itu, hindari biaya yang jauh di atas anggaran yang dibuat.

Faktorkan 10 persen di atas anggaran yang disebutkan untuk biaya tak terduga selama proses renovasi. 

https://www.kompas.com/homey/read/2022/04/12/151200976/7-mitos-merenovasi-rumah-yang-tidak-perlu-dipercaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke