Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Cabai Fish Pepper yang Hampir Punah, Mutasi dari Cabai Rawit

Kompas.com - 18/03/2024, 12:15 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

 BALTIMORE, KOMPAS.com - Cabai fish pepper, yang dulunya sebagian besar ditanam oleh orang-orang yang diperbudak, hampir punah. Sampai sebuah penemuan tidak sengaja di dalam freezer menghidupkan kembali tanaman tersebut dan sekarang menjadi lebih populer.

Cabai fish pepper memiliki tampilan yang mencolok. Tanamannya bisa tumbuh hingga ketinggian sekitar 61 sentimeter. Daunnya berwarna perak dan hijau.

Saat masih muda, cabai pedas itu berwarna putih krem dengan guratan-guratan, lalu kemudian berubah menjadi hijau, dan kemudian merah, dengan guratan-guratannya yang tidak hilang sepenuhnya.

Baca juga: Kisah Cabai Terpedas di Dunia, Pepper X, dan Penemunya

Cabai ini merupakan mutasi dari cabai serrano atau cabai rawit, yang membawa gen resesif albinisme. Baru-baru ini, cabai ini ditanam hampir secara eksklusif di kawasan Teluk Chesapeake di pesisir Atlantik Tengah AS.

Fish pepper (dinamai seperti itu karena umumnya digunakan dalam hidangan makanan laut) sangat populer saat ini, meski hampir punah.

Cabai ini masih ada berkat William Woys Weaver, seorang penulis dan etnografer Maryland. Pada 1995, Weaver menemukan sebotol benih di dasar lemari es milik kakeknya, H Ralph Weaver.

Bagaimana sejarah cabai fish pepper?

Pada 1940-an, seniman rakyat Afrika-Amerika Horace Pippin menghadiahkan benih fish pepper kepada H Ralph Weaver setelah dia diobati menggunakan sengatan lebah madu dari sarang milik keluarga karena radang sendi.

Beberapa dekade kemudian, ketika William menemukan toples berisi benih, dia menyerahkannya ke Seed Savers Exchange, sebuah organisasi nirlaba yang mengkatalogkan dan melestarikan varietas pusaka. Lembaga ini meregenerasi benih dan mulai membudidayakannya sebelum menawarkannya kepada publik.

Mereka kali pertama dijual di Maryland dan wilayah sekitar Atlantik Tengah, sebelum menjadi populer di tempat lain.

Sejarah fish pepper sulit ditelusuri karena ditanam oleh budak Afrika-Amerika di Maryland yang hanya mempunyai sedikit kesempatan, itu pun kalau ada, untuk mencatat sejarah mereka di atas kertas.

Sejarawan makanan Michael Twitty percaya bahwa cabai itu sampai ke Maryland berkat dibawa oleh pedagang Haiti sekitar abad ke-19, setelah Haiti memperoleh kemerdekaan dari Perancis pada 1804 dan perdagangan dengan AS berkembang pesat.

Baltimore adalah salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di Amerika Serikat sebelum perang. Di sana, fish pepper mulai dipasarkan dan kemudian ditanam di kebun-kebun masyarakat.

Twitty percaya fish pepper dulunya digunakan untuk rebusan makanan laut seperti gumbo dan sup krim pada abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Beberapa buku masak, seperti 300 Ways to Cook and Serve Shellfish karya Harry Franklyn Hall, yang diterbitkan pada 1901, merujuk pada penggunaan cabai yang tidak disebutkan namanya dalam resep tertentu.

Hall, seorang koki Afrika-Amerika, tinggal di Atlantik Tengah dan mungkin mengacu pada fish pepper.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com