Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Es di Laut Antarktika Susut Cepat, Para Ilmuwan Cemas

Kompas.com - 03/03/2024, 09:26 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

Penulis: VOA Indonesia

ANTARKTIKA, KOMPAS.com - Tingkat ketebalan es laut di Antartika mencapai titik terendah dalam sejarah untuk tahun ketiga berturut-turut. Penyusutan tersebut menandakan konsekuensi serius bagi kehidupan di Bumi.

Namun ketika mengamati benua paling selatan, ilmuwan Miguel Angel de Pablo menyesalkan bahwa manusia tampaknya tidak menyadari peringatan tersebut.

“Kami (para ilmuwan) sangat khawatir… karena kami tidak tahu bagaimana kami bisa menyelesaikannya sendiri,” kata ahli geologi planet asal Spanyol itu kepada AFP di Pulau Livingston di Kepulauan Antarktika South Shetland.

Baca juga: Ilmuwan-Insinyur Uji Drone untuk Memetakan Misteri Alam Liar di Antartika

“Semakin banyak peringatan yang kami kirimkan… untuk membuat masyarakat sadar akan apa yang terjadi, sepertinya kami tidak didengarkan, bahwa kami (dianggap) sebagai pihak yang menimbulkan kekhawatiran berlebihan,” meskipun ada buktinya, katanya.

Pusat Data Salju dan Es Nasional Amerika Serikat (AS) (US National Snow & Ice Data Center/NSIDC) melaporkan pada Rabu (28/2/2024), bahwa selama tiga bulan berturut-turut pada Februari, luas minimum es laut di Antartika berada di bawah dua juta kilometer persegi, masa puncak musim pencairan musim panas di wilayah selatan.

Tutupan es laut minimum selama tiga tahun terakhir adalah yang terendah sejak pencatatan dimulai 46 tahun lalu.

Mencairnya es laut tidak berdampak langsung pada permukaan laut, karena es terbentuk dari pembekuan air asin yang sudah ada di lautan.

Namun, es putih memantulkan lebih banyak sinar matahari dibandingkan dengan air laut yang lebih gelap.

Hilangnya es tersebut semakin memperburuk pemanasan global dan juga mengekspos lapisan es air tawar di darat, yang dapat menyebabkan kenaikan permukaan air laut yang signifikan jika mencair.

“Meskipun kita jauh dari wilayah yang berpenghuni di planet ini, kenyataannya apa yang terjadi di Antartika berdampak pada seluruh wilayah di dunia,” kata De Pablo.

Sebuah studi pada tahun lalu menemukan bahwa hampir separuh dari rak es di Antarktika –lembaran terapung yang melekat pada daratan– juga mengalami penurunan volume dalam 25 tahun terakhir, melepaskan triliunan ton air cair ke lautan.

Baca juga: Flu Burung Ditemukan Pertama Kalinya pada Mamalia Antartika, Bagaimana Nasib Penguin?

De Pablo mengatakan hal ini berdampak tidak hanya pada permukaan laut tetapi juga salinitas dan suhu laut.

Beberapa ilmuwan mengatakan bukti dampak perubahan iklim terhadap pencairan es laut di Antartika –yang terkenal dengan variasi tahunan yang signifikan dalam pencairan musim panas dan pembekuan musim dingin– kurang jelas dibandingkan di kutub utara Arktik.

Yang tidak diragukan lagi adalah bahwa pemanasan global yang berkelanjutan yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca oleh manusia akan mempengaruhi pola-pola ini di masa depan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com