Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Pertama, Flu Burung Terdeteksi di Antartika

Kompas.com - 25/10/2023, 08:41 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Flu burung telah terdeteksi di wilayah Antartika untuk kali pertama, menurut para ahli Inggris.

Temuan ini pun menimbulkan kekhawatiran bahwa virus mematikan tersebut dapat menjadi ancaman bagi penguin dan spesies lokal lainnya.

Para ilmuwan telah mengkhawatirkan wabah terburuk Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) dalam sejarah akan mencapai Antartika, yang merupakan tempat berkembang biak bagi banyak burung.

Baca juga: Pertama Kalinya, Wanita Chile Berenang Sejauh 1,55 Mil di Dinginnya Perairan Antartika

British Antarctic Survey mengatakan bahwa stafnya telah mengambil sampel dari burung laut skua cokelat setelah mereka mati di Bird Island di Georgia Selatan. Bird Island adalah sebuah wilayah luar negeri Inggris di sebelah timur ujung Amerika Selatan dan di sebelah utara daratan utama Antartika.

"Hasil tes lalu dikirim ke Inggris dan hasilnya positif," kata British Antarctic Survey dalam sebuah pernyataan pada Senin (23/10/2023).

Dijelaskan, virus ini kemungkinan besar dibawa oleh burung-burung yang kembali dari migrasi mereka ke Amerika Selatan, di mana terdapat banyak kasus flu burung.

"Para pengunjung yang datang ke Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan berada di bawah tindakan biosekuriti yang ditingkatkan, dan penelitian ilmiah yang melibatkan burung-burung di sana telah dihentikan," ungkap British Antarctic Survey, dikutip dari AFP.

Wabah flu burung telah terjadi secara teratur sejak virus ini pertama kali muncul pada tahun 1996.

Sejak pertengahan 2021, wabah yang jauh lebih besar mulai menyebar ke selatan ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak tersentuh, termasuk Amerika Selatan, yang menyebabkan kematian massal di antara burung-burung liar dan puluhan juta unggas dimusnahkan.

Michelle Wille, pakar flu burung di University of Melbourne, mengatakan bahwa penyebaran flu burung ke wilayah Antartika merupakan berita yang sangat buruk.

Baca juga: Wanita Singapura Lakukan Pengiriman Makanan Terjauh di Dunia, Menuju Antartika, Melintasi 4 Benua

"Situasi ini dapat berubah dengan cepat," tulisnya di X.

Ian Brown, kepala virologi di Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan Inggris, memperingatkan pekan lalu bahwa ada risiko burung-burung yang bermigrasi dapat menyebarkan virus dari Amerika Selatan ke pulau-pulau Antartika dan kemudian ke daratan utama.

"Hal ini dapat menjadi kekhawatiran nyata bagi populasi burung seperti penguin yang unik di Antartika," katanya kepada para wartawan.

Burung-burung seperti penguin yang belum pernah terpapar virus ini tidak akan memiliki kekebalan sebelumnya, sehingga berpotensi membuat mereka lebih rentan.

Kabar baiknya, Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan juga mengatakan pekan lalu bahwa penelitian awal telah mengonfirmasi bahwa populasi dua burung laut -burung gannet utara dan shag- telah menunjukkan kekebalan terhadap flu burung.

Manusia jarang tertular flu burung, tetapi ketika mereka tertular biasanya melalui kontak langsung dengan burung yang terinfeksi.

Awal bulan ini, seorang anak perempuan berusia dua tahun meninggal akibat flu burung di Kamboja, yang merupakan kematian ketiga yang tercatat di negara tersebut tahun ini.

Virus ini juga telah terdeteksi pada sejumlah mamalia, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa virus ini dapat bermutasi menjadi versi yang lebih mudah ditularkan di antara manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com