Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Ini Perjalanan Konflik AS dan Iran, padahal Dulu Berteman

Kompas.com - 01/02/2024, 17:48 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Sky News

AS memandang hal ini sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional, namun di Iran hal ini dipandang sebagai pukulan terhadap pengaruh AS yang berlebihan dan campur tangan terhadap negara tersebut.

Hal ini juga memperkuat kredibilitas rezim baru, yang menentang normalisasi hubungan dengan negara-negara barat, khususnya Amerika, yang dicap sebagai musuh besar oleh Ayatollah dalam pidato mereka yang semakin berapi-api mengenai kebijakan luar negeri.

Upaya Amerika dengan Operasi Cakar Elang yang membawa bencana untuk membebaskan para sandera menyebabkan sebuah helikopter menabrak pesawat angkut, menyebabkan kebakaran yang menewaskan delapan prajurit.

Selama masa itu, AS telah memutus hubungan diplomatik dengan Iran dan melarang sebagian besar perdagangannya.

Baca juga: 8 Orang Termasuk Milisi Pro-Iran Tewas akibat Serangan Israel di Suriah

Pada 1980 Irak menginvasi Iran, negara-negara tersebut pernah menjadi rival besar namun kini berperang. Amerika Serikat memberikan dukungan besarnya kepada Irak yang dipimpin oleh Saddam Hussein.

Pertempuran yang berlangsung hingga 1988 ini memakan banyak korban jiwa di kedua belah pihak, namun diperkirakan sebanyak satu juta warga Iran tewas dalam konflik tersebut.

Hubungan dengan AS masih buruk

Pengeboman Barak Beirut, Operasi Belalang Sembah, Iran-Contra Affair adalah tanda bagi dua negara yang secara ideologis berseberangan, dan selalu atau hampir berkonflik.

Hal ini terjadi hingga 1998 ketika muncul secercah harapan bahwa hubungan kedua negara akan membaik.

Menteri Luar Negeri Madeleine Albright bertemu dengan wakil menteri luar negeri Iran, ini merupakan kontak tingkat tertinggi sejak revolusi namun tidak akan bertahan lama.

Beberapa tahun kemudian pada 2002 dan dalam pidatonya yang penting, Presiden George Bush menyebut Iran sebagai bagian dari "poros kejahatan".

Para pejabat AS juga mengklaim Iran menjalankan program nuklir rahasia dengan tujuan membuat bom.

Upaya untuk mencapai kesepahaman diplomatik sejak saat itu selalu berakhir dengan kegagalan.

Sementara itu, Presiden Barack Obama mencoba memanfaatkan keringanan sanksi untuk menjinakkan program nuklir Iran.

Perjanjian tersebut pada akhirnya akan muncul sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Ketika AS dipimpin Donald Trump, ia membatalkan perjanjian tersebut ketika ia menarik Amerika dari JCPOA.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com