Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Iran Luncurkan 3 Satelit ke Orbit

Kompas.com - 28/01/2024, 16:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP,IRNA

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran telah meluncurkan tiga satelitnya secara bersamaan ke orbit pada Minggu (28/1/2024).

Hal ini dilakukan hampir seminggu setelah peluncuran satelit penelitian oleh Garda Revolusi yang menuai kritik dari Barat.

Kantor berita resmi Iran IRNA melaporkan bahwa tiga satelit itu menjadi yang pertama kalinya diluncurkan secara bersamaan.

Baca juga: Kelompok Bersenjata Iran Bunuh 9 Orang Asing di Dekat Perbatasan Pakistan

Dikutip dari AFP, satelit-satelit tersebut dibawa pembawa satelit dengan dua tahap oleh Simorgh (Phoenix) dan diluncurkan ke orbit minimum 450 kilometer.

Satelit Mahda yang berbobot sekitar 32 kilogram dan dikembangkan oleh Badan Antariksa Iran, dirancang untuk menguji subsistem satelit canggih.

"Sedangkan dua lainnya, Kayhan 2 dan Hatef, masing-masing berbobot di bawah 10 kilogram punya peran menguji teknologi penentuan posisi berbasis ruang angkasa dan komunikasi pita sempit," terang IRNA.

Pekan lalu, Korps Garda Revolusi Islam Iran mengirim satelit penelitian Soraya ke luar angkasa.

Inggris, Perancis, dan Jerman mengutuk peluncuran tersebut dalam sebuah pernyataan yang ditolak oleh Iran karena dianggap intervensi.

Baca juga: China Minta Iran Kendalikan Serangan Houthi di Laut Merah

Pemerintah negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat telah berulang kali memperingatkan Iran agar tidak melakukan peluncuran semacam itu.

Menurutnya, teknologi yang sama dapat digunakan untuk rudal balistik, termasuk yang dirancang untuk mengirimkan hulu ledak nuklir.

Namun Iran telah membantah bahwa mereka tidak ingin membuat senjata nuklir dan peluncuran satelit dan roketnya hanya untuk tujuan sipil atau pertahanan saja.

Iran telah berjuang dengan beberapa kegagalan peluncuran satelit di masa lalu.

Sedangkan keberhasilan peluncuran satelit militer pertamanya ke orbit, Nour-1, pada April 2020 menuai teguran keras dari Amerika Serikat.

Iran telah berada di bawah sanksi AS sejak penarikan Washington dari perjanjian nuklir penting pada 2018.

AS juga memberikan keringanan sanksi kepada Iran sebagai imbalan atas pembatasan aktivitas nuklirnya yang dirancang untuk mencegah negara itu mengembangkan hulu ledak atom.

Baca juga: Iran Kali Pertama Sukses Luncurkan Satelit ke Orbit Lebih Tinggi dari 500 Km

Tetapi, Iran selalu membantah bahwa tidak ada ambisi untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklir, dan bersikeras bahwa aktivitasnya untuk tujuan damai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com