Mereka dibangun dengan memotong bukit dan membuat platform tanah di atasnya.
Jaringan jalan-jalan dan jalur setapak yang lurus menghubungkan banyak platform, termasuk platform yang panjangnya 25 km.
Dr Dorison mengatakan, jalan-jalan ini adalah bagian yang paling mencolok dari penelitian ini.
"Jaringan jalan raya sangat canggih. Jaringan jalan ini membentang dalam jarak yang sangat jauh, semuanya terhubung," katanya.
"Dan terdapat sudut siku-siku, yang sangat mengesankan," paparnya, menjelaskan bahwa membangun jalan lurus jauh lebih sulit ketimbang membangun jalan yang sesuai kebutuhan.
Dia yakin beberapa di antaranya memiliki "makna yang sangat kuat", dan kemungkinan terkait dengan upacara atau kepercayaan tertentu.
Para ilmuwan juga mengidentifikasi jalan perlintasan dengan parit di kedua sisinya yang mereka yakini sebagai kanal untuk membantu mengelola melimpahnya air di wilayah tersebut.
Ada tanda-tanda ancaman terhadap kota-kota--beberapa parit menghalangi pintu masuk ke permukiman, dan mungkin merupakan bukti adanya ancaman dari masyarakat sekitar.
Para peneliti pertama kali menemukan bukti adanya sebuah kota pada 1970-an, tetapi ini adalah kali pertama survei komprehensif diselesaikan, setelah penelitian selama 25 tahun.
Ini mengungkapkan sebuah masyarakat yang besar dan kompleks yang tampaknya lebih besar daripada masyarakat Maya yang terkenal di Meksiko dan Amerika Tengah.
Baca juga: Sungai Amazon Mengering, Ikan-ikan Mati, Penduduk Terancam Kesulitan Pangan
Beberapa temuan yang "unik" bagi Amerika Selatan, paparnya, menunjuk pada platform segi delapan dan persegi panjang yang disusun bersama.
Masyarakatnya jelas terorganisir dengan baik dan saling terhubung, katanya, menyoroti jalan-jalan panjang yang menghubungkan antar permukiman.
Tidak banyak yang diketahui tentang orang-orang yang tinggal di sana dan seperti apa masyarakat mereka.
Lubang-lubang dan aneka perapian ditemukan di platform, serta toples, batu untuk menggiling tanaman, serta tempat untuk membakar benih.
Masyarakat Kilamope dan Upano yang tinggal di sana mungkin sebagian besar menitikberatkan pada bidang pertanian. Orang-orang makan jagung dan ubi jalar, dan mungkin minum chicha, sejenis bir manis.
Prof Rostain mengatakan, dia diperingatkan agar tidak melakukan penelitian ini pada awal kariernya, karena para ilmuwan yakin tidak ada kelompok masyarakat kuno yang pernah hidup di Amazon.
"Tetapi saya sangat keras kepala, jadi saya tetap melakukannya. Sekarang harus saya akui bahwa saya cukup senang telah membuat penemuan sebesar ini," katanya.
Langkah selanjutnya bagi para peneliti adalah memahami apa yang ada di area seluas 300 km persegi yang belum disurvei.
Baca juga: Begini Cara 4 Anak Selamat 40 Hari di Hutan Amazon Usai Kecelakaan Pesawat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.