Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekuador Giliran Umumkan Kondisi Konflik Bersenjata Internal, Apa yang Terjadi?

Kompas.com - 10/01/2024, 08:22 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,Reuters

QUITO, KOMPAS.com - Setelah mengumumkan "keadaan darurat", Pemerintah Edukador giliran menyatakan bahwa negaranya kini berada dalam kondisi "konflik bersenjata internal" pada Selasa (9/1/2024).

Presiden Ekuador Daniel Noboa menyatakan kondisi tersebut hanya beberapa jam setelah para gangster mendeklarasikan "perang".

Ia telah memerintahkan operasi militer terhadap kelompok kriminal yang kuat di negara itu, setelah orang-orang bersenjata menyerbu studio TV TC dan para gangster mengancam akan mengeksekusi pasukan keamanan serta warga sipil.

Baca juga: Ekuador Umumkan Keadaan Darurat 60 Hari Usai Adolfo Macias Kabur dari Penjara

Ekuador tengah menghadapi krisis keamanan yang meningkat yang dipicu oleh kaburnya Adolfo Macias dari penjara.

Adolfo Macias adalah gembong narkoba dan pemimpin geng kriminal Los Choneros yang berpengaruh di Ekuador.

Ekuador sudah lama menjadi surga damai yang diapit oleh eksportir kokain terkemuka Kolombia dan Peru.

Namun, negara itu telah menyaksikan meledaknya kekerasan dalam beberapa tahun terakhir ketika geng-geng musuh yang memiliki hubungan dengan kartel Meksiko dan Kolombia bersaing untuk mendapatkan kendali.

“Saya telah memerintahkan angkatan bersenjata untuk melakukan operasi militer untuk menetralisir kelompok-kelompok ini,” tulis Presiden Noboa di media sosial, sebagaimana dikutip dari AFP.

Komentarnya muncul tak lama setelah para penyerang yang membawa senapan dan granat menyerbu studio televisi TC di kota Guayaquil saat melakukan siaran langsung.

Petugas polisi menangkap salah satu pria bersenjata tak dikenal yang menyerbu ke dalam studio televisi milik negara TC saat siaran langsung, di Guayaquil, Ekuador, pada Selasa (9/1/2024). Itu terjadi sehari setelah Presiden Ekuador Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat setelah melarikan diri dari penjara bos narco yang berbahaya. Suara tembakan terdengar di siaran langsung TV di Ekuador yang dilanda kekerasan ketika orang-orang bersenjata yang membawa senapan dan granat menyerbu studio tak lama setelah para gangster bersumpah akan melakukan perang terhadap rencana presiden untuk merebut kembali kendali dari teroris narkotika. STR/AFP Petugas polisi menangkap salah satu pria bersenjata tak dikenal yang menyerbu ke dalam studio televisi milik negara TC saat siaran langsung, di Guayaquil, Ekuador, pada Selasa (9/1/2024). Itu terjadi sehari setelah Presiden Ekuador Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat setelah melarikan diri dari penjara bos narco yang berbahaya. Suara tembakan terdengar di siaran langsung TV di Ekuador yang dilanda kekerasan ketika orang-orang bersenjata yang membawa senapan dan granat menyerbu studio tak lama setelah para gangster bersumpah akan melakukan perang terhadap rencana presiden untuk merebut kembali kendali dari teroris narkotika.

Teriakan seorang perempuan pun terdengar di tengah suara tembakan.

"Jangan tembak, tolong jangan tembak," seru perempuan di televisi.

Baca juga: Saat Siaran Langsung, Stasiun TV Ekuador Diserbu Orang-orang Bersenjata

Para penyusup memaksa kru televisi yang ketakutan untuk bertiarap di lantai, dan seseorang terdengar berteriak kesakitan saat lampu studio padam. Meski begitu, siaran langsung tetap berlanjut.

"Tolong, mereka datang untuk membunuh kami. Tuhan jangan biarkan ini terjadi. Para penjahat sedang mengudara," kata seorang karyawan TC kepada AFP melalui pesan WhatsApp.

Setelah sekitar 30 menit kekacauan, petugas terlihat memasuki studio sementara seseorang kemudian berteriak bahwa mereka "memiliki rekan yang terluka".

Sebelumnya pada Selasa, para gangster menculik petugas polisi dan meledakkan bahan peledak di beberapa kota sebagai respons terhadap keadaan darurat selama 60 hari dan jam malam yang diumumkan oleh Noboa.

Halaman:

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com