Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun ini, Separuh Warga Dunia di Lebih dari 50 Negara Ikuti Pemilu yang Berdampak Global

Kompas.com - 10/01/2024, 07:51 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Penulis: VOA Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun ini akan menjadi ujian besar bagi banyak pemerintahan demokratis karena diperkirakan 4 miliar orang di lebih dari 50 negara akan memberikan suara dalam pemilu. Itu adalah hampir separuh dari populasi dunia saat ini.

Hasil seluruh pemilu ini tampaknya akan membentuk politik global untuk tahun-tahun mendatang.

Pemilu Bangladesh menjadi pemilu besar pertama yang diadakan pada tahun ini.

Baca juga: 5 Pemilu pada 2024 yang Dapat Berpengaruh Besar bagi Dunia

Sheikh Hasina telah memenangi masa jabatan kelimanya sebagai perdana menteri Bangladesh pada Sabtu (6/1/2024).

Sementara, Taiwan juga akan menggelar pemilihan presiden pada 13 Januari.

Ancaman China untuk mengambil alih negara pulau itu melalui pengerahan kekuatan, membayangi proses pemungutan suara.

William Lai, adalah kandidat dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa yang unggul dalam jajak pendapat.

“Kita tidak hanya memilih pemimpin masa depan Taiwan untuk memutuskan tentang masa depan negara ini, tetapi juga membuat keputusan terkait perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik, bukankah begitu?” katanya.

Sementara, Indonesia telah dijadwalkan akan memilih presiden baru pada Februari mendatang. 

Dengan jumlah penduduk 277 juta jiwa, penyelenggaraan pemilu di Indonesia akan menjadi salah satu pemungutan suara terbesar di dunia yang diadakan serentak dalam satu hari.

Pakistan akan menggelar pemilu parlemen pada Februari. Pemilu itu akan diadakan ketika pemimpin oposisi sekaligus mantan Perdana Menteri Imran Khan, masih berada dalam penjara dalam dakwaan membocorkan rahasia negara, yang telah dia tolak.

Baca juga: Pemilu Bangladesh, PM Sheikh Hasina Berhasil Amankan Masa Jabatan Kelima

Menginjak Maret, warga Rusia akan memberikan suara dalam pemilu presiden, dan petahana Vladimir Putin diperkirakan akan memenanginya.

"Putin memiliki kendali terhadap semua mesin administrasi yang perlu guna memastikan suara dalam jumlah besar untuk mendukung dia, akan diberikan dan kita akan menerima kenyataan enam tahun lagi masa berkuasa Putin, hingga setidaknya pada 2030,” ujaran Ian Bond, peneliti di lembaga Center for European Reform.

India, negara demokrasi terbesar di dunia, akan menggelar pemilihan parlemen antara April dan Mei, dengan Partai Bharatiya Janata atau BJP di bawah Perdana Menteri Narendra Modi memimpin dalam jajak pendapat.

Pushp Saraf adalah seorang jurnalis politik di India.

“Ini merupakan pemilu yang penting karena ada dua pendapat yang jelas-jelas ada di India saat ini. Pertama, bahwa BJP telah melakukan polarisasi masyarakat terutama di kelompok komunal. Dan di sisi lain, ada pemikiran bahwa BJP lebih berfokus pada keamanan nasional,” ujar Saraf.

Pada 2 Juni, Meksiko dijadwalkan menggelar pemilihan presiden, yang bisa menjadi sebuah tonggak baru.

Peneliti jajak pendapat, Patricio Morelos mengatakan bahwa pemilu ini juga menjadi peristiwa yang bersejarah.

“Ini sekaligus menjadi peristiwa yang bersejarah karena adanya kemungkinan bahwa, untuk pertama kalinya, seorang perempuan akan memerintah Meksiko,” kata Morelos.

Baca juga: Pesan Putin dalam Pidato Malam Tahun Baru 2024

Uni Eropa juga dijadwalkan akan menggelar pemilihan parlemen pada Juni, mewakili lebih dari setengah miliar orang, di tengah kebangkitan dukungan untuk partai-partai popular sayap kanan.

Inggris dijadwalkan menggelar pemilu sebelum akhir tahun ini, dengan jajak pendapat memperkirakan pemimpin oposisi dari Partai Buruh, Keir Starmer berada di jalur tepat untuk mengakhiri pemerintahan Partai Konservatif yang penug gejolak selama 14 tahun.

Pada 5 November, warga Amerika Serikat giliran menyambut pesta demokrasi.

Mereka akan memutuskan apakah akan memberikan masa jabatan kedua bagi Joe Biden dari Partai Demokrat sebagai presiden AS, atau memilih calon lain dari Partai Republik, dengan Donald Trump yang tampaknya akan menjadi musuhnya.

Hasil pemilu AS ini akan memiliki gampang secara global.

“Dalam konteks Eropa, ada berbagai macam ketakutan bahwa Donald Trump bisa sangat cepat melemahkan NATO,” kata Anand Medon adalah seorang professor dalam politik internasional di Kings College, London.

Dalam setahun mendatang, pemilih akan menggunakan kekuatan demokratis mereka dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan konsekuensinya tampaknya akan dirasakan selama beberapa dekade mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com