Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita WNI di AS, Manfaatkan Libur Akhir Tahun untuk Kerja Jadi Penjaga Rumah

Kompas.com - 27/12/2023, 14:29 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Karlina Amkas/VOA Indonesia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Akhir tahun adalah musimnya orang bepergian. Di Amerika Serikat, liburan akhir tahun juga menjadi masa sibuk bagi house-sitter alias penjaga rumah. Banyak orang Indonesia memanfaatkan peluang itu untuk memperoleh tambahan penghasilan.

Pada akhir tahun banyak orang di Amerika Serikat (AS) pergi ke tempat-tempat dengan suhu udara lebih hangat untuk berlibur atau berkumpul dengan keluarga.

Selain merencanakan tempat tujuan, jauh-jauh hari mereka memilih orang yang bisa dipercaya untuk "dititipi" rumah, termasuk hewan peliharaan, misalnya anjing.

Baca juga: Cerita WNI Asal Tegal dan Suami Bisnis Restoran di AS, Buka sejak 1999

Indah Detria sudah bertahun-tahun menjadi house-sitter atau penjaga rumah. Bukan hanya akhir tahun, ia menjaga rumah ketika pemilik rumah pergi untuk musim panas atau libur panjang akhir pekan.

Pokoknya, kata Indah, setiap kali pemilik rumah harus pergi tanpa membawa hewan peliharaan, dia akan diminta menginap untuk menjaga rumah dan hewan peliharaan.

“Biasanya ya, mengajak anjingnya keluar, jalan, kasih makan. Minimal dua kali. Kadang kalau dua kali jalan, yang sekalinya dilepas di backyard (halaman belakang). Sehari tiga kali keluar. Kalau anjing kan perlu pipis dan poop (buang air besar) di luar," kata Indah.

Tugas utamanya sebenarnya hanya itu, tetapi Indah melakukan lebih banyak untuk mereka yang menggunakan jasanya.

“Pas dia (pemilik rumah) pergi vacation (liburan), rumah, dapur misalnya, kotor, ya Indah yang beresin. Tempat tidur berantakan karena dia langsung pergi, ya Indah yang beresin,” tutur Indah.

Sumarti sudah sepuluh tahun bekerja sebagai pengurus rumah. Namun, baru pada akhir tahun ini ia merangkap house-sitter.

“Aku jaga, aku bersihin rumah. Rapi. Nanti kalau dia datang rumahnya bersih. Sudah, oke. Walaupun ada yang enggak disuruh, saya bersihin. Closet-closet (lemari pakaian), lemari-lemari makanan, semua saya bersihin. Jadi, nanti kalau dia pulang, bersih semua," tutur Sumarti.

Untuk jasa mereka, Sumarti dan Indah mengaku menerima bayaran yang lumayan.

Sumarti baru pertama kali jadi penjaga rumah. Rumah bagus dan besar tapi tidak bisa tidur karena di rumah orang.DOK PRIBADI via VOA INDONESIA Sumarti baru pertama kali jadi penjaga rumah. Rumah bagus dan besar tapi tidak bisa tidur karena di rumah orang.
“Kerja sepuluh hari, enggak tahu aku. Mungkin ya 2.200 dollar AS (Rp 33,9 juta). Enggak tahulah aku. Berapa, terserahlah. Kayak family aja. Saya enggak mau nuntut gaji banyak. Terserah dia (pemilik rumah) lah," kata Sumarti.

Tahun ini, Desiyani Nurbaiti menjadi penjaga rumah untuk kedua kalinya. Bila tahun lalu tugasnya menjaga dua kucing, kali ini ia diminta merawat tanaman.

“Cuma minta tengokin rumah, cek-cek kalau ada air atau listrik yang apa gitu atau lampunya tiba-tiba mati. Spesial sih tanaman karena mereka penyayang tanaman," kata perempuan yang akrab dipanggil Desi.

Mengaku senang tanaman, Desi langsung setuju untuk datang tiga kali seminggu walau bayarannya minim.

Menempuh jarak hampir 20 menit naik mobil dari tempat tinggalnya, Desi bekerja di rumah itu tiga jam per hari dengan bayaran 25 dollar AS per jam atau setara Rp 385.000, selama empat minggu.

Selain menyiram tanaman, Desi diminta memastikan semua pintu dan jendela tertutup dan terkunci. Padahal, kata Desi, pemilik rumah bisa memantau dari tempatnya berlibur di Florida.

“Daripada kosong ya sudahlah tidak apa-apa. Tempatnya tuh enak. Dipandang mata tuh enak," kata Desi.

Walau rumah yang dijaganya bagus, Sumarti merasakan tanggung jawab yang besar. Ia tidak nyaman tidur di rumah orang, malah takut karena rumah itu terletak di kawasan elite dan sangat besar.

Baca juga: Cerita WNI Sukses Bekerja di Amerika walau di Luar Bidang Studinya

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by VOA Indonesia (@voaindonesia)

“Repot aku. Rumahnya besar banget. Kamarnya satu dua tiga empat di atas. Kamar di bawah, basement (rubanah) satu tapi basement besar. Ruangan keluarga, ruangan itu, ruang makan. Waduh! buesaar rumahnya," tutur Sumarti.

Indah juga mengingatkan, walau tampak ringan, tanggung jawab pekerjaan ini berat.

“Tanggung jawab banget. Kalau malam, misalnya, mengunci pintu dan sebagainya. Kalau ada orang yang misalnya, kira-kira tidak kita percaya, saya enggak mau buka pintu kecuali tukang pos, UPS, FedEx gitu. Itu saja. Cuma memang tanggung jawab sih. Berat memang tapi senang aja gitu. Ya, senang lah kalau dikasih kepercayaan," kata

Untuk jasa mereka, kata Indah dan Desi, mereka akan mendapat bayaran yang sudah disepakati. Di luar itu, mereka dijanjikan bonus dan hadiah.

Indah mengaku biasanya menerima pembayaran setara satu bulan kerja untuk bekerja dua minggu, sedangkan Sumarti mengaku sudah mendapat hadiah dari tempat kerjanya yang lain.

American Automobile Association (AAA) atau Asosiasi Otomotif Amerika, yang memantau perjalanan masyarakat AS pada akhir tahun mengatakan bahwa tahun ini sekitar 115 juta orang Amerika meninggalkan rumah dan bepergian.

Namun, dengan adanya teknologi yang membantu menjaga rumah dan kamera semakin banyak di rumah-rumah, jasa penjaga rumah tetap dibutuhkan.

Sumarti mengatakan, jasa house-sitter masih dibutuhkan karena pemilik rumah enggan membayar tempat penitipan hewan.

“Kalau naruh anjing di daycare-nya (tempat penitipan) anjing, itu mahal bayarnya. Sepuluh hari anjing ditaruh di sana, dia bayarnya berlipat-lipat. Di atas seribu (dollar). Jadi, lebih baik bayar saya. Gitu mungkin. Enggak tahu lah," katanya.

Yang pasti, ketika pulang, pemilik rumah menginginkan rumah bersih dan segar, dan hewan peliharaan atau tanaman terurus. Ini peran penjaga rumah yang belum bisa digantikan teknologi canggih sekalipun.

Baca juga: Cerita WNI Puasa di Luar Negeri: 21 Jam di Norwegia, Suasana Berbeda di Chile

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Akhir Tahun di AS, Masa Sibuk Penjaga Rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com