Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab AS Kehabisan Uang untuk Bantu Ukraina Perang Lawan Rusia

Kompas.com - 05/12/2023, 23:27 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: DW Indonesia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat akan kehabisan waktu dan uang untuk membantu Ukraina melawan invasi Rusia, kecuali Kongres menyetujui paket belanja baru, kata Gedung Putih pada Senin (4/12/2023).

Pemerintahan Joe Biden telah meminta Kongres pada Oktober lalu untuk menyetujui paket senilai 106 miliar dollar AS (Rp 1,64 kuadriliun) untuk mendanai bantuan bagi Ukraina dan Israel, serta untuk keamanan perbatasan, tetapi paket tersebut ditolak oleh parlemen yang dikuasai Partai Republik.

Dalam suratnya kepada Ketua DPR pada Senin, direktur anggaran pemerintah Shalanda Young mengatakan, waktu hampir habis untuk membantu Ukraina.

Baca juga: AS Kehabisan Uang untuk Danai Perang Ukraina Lawan Rusia

"Tidak ada dana ajaib yang tersedia untuk memenuhi momen ini. Kita kehabisan uang--dan hampir kehabisan waktu,” tulisnya.

"Saya ingin memperjelas: tanpa tindakan kongres, pada akhir tahun ini kita akan kehabisan sumber daya untuk membeli lebih banyak senjata dan peralatan untuk Ukraina,” tambahnya.

"Memotong aliran senjata dan peralatan AS akan membuat Ukraina bertekuk lutut di medan perang, tidak hanya membahayakan keuntungan yang telah dicapai Ukraina, namun juga meningkatkan kemungkinan kemenangan militer Rusia,” kata Shalanda Young.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan, Rusia bisa mendapatkan keuntungan jika paket tersebut tidak segera disahkan.

"Kongres harus memutuskan apakah akan terus mendukung perjuangan kebebasan di Ukraina... atau apakah Kongres akan mengabaikan pelajaran yang telah kita pelajari dari sejarah, dan membiarkan Putin menang," kata Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih.
Partai Republik berkutat pada isu keamanan perbatasan

Ketua DPR Mike Johnson memberikan tanggapan yang dingin terhadap surat itu.

Baca juga: Gedung Putih: Kami Kehabisan Uang dan Waktu Bantu Ukraina Tangkis Invasi Rusia

"Pemerintahan Biden telah gagal untuk secara substansial mengatasi kekhawatiran sah kami mengenai kurangnya strategi yang jelas di Ukraina, jalan untuk menyelesaikan konflik, atau rencana untuk memastikan akuntabilitas bantuan yang diberikan oleh pembayar pajak Amerika,” kata Johnson dalam sebuah pernyataan di media sosial.

Ia juga mengatakan bahwa setiap paket tambahan keamanan nasional "harus dimulai dari perbatasan kita sendiri.”

Pemimpin mayoritas Senat Chuck Schumer dari kubu Demokrat pada Senin mengeklaim bahwa kedua partai menyetujui pendanaan untuk Ukraina dan Israel, dan menyalahkan kebuntuan tersebut pada isu keamanan perbatasan.

Schumer mengatakan, Partai Republik telah "memasukkan langkah-langkah imigrasi yang partisan dan ekstrem ke dalam perdebatan” seperti "penahanan tanpa batas waktu” terhadap pencari suaka, sebuah usulan yang menurut Partai Demokrat terlalu berlebihan.

Sementara itu, pemimpin Partai Republik di Senat, Mitch McConnell, mengatakan partainya "masih berdiskusi."

Baca juga: AS Hindari Government Shutdown, Bantuan ke Ukraina Kini Tak Pasti

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Pemerintah AS Kehabisan Uang untuk Bantu Ukraina?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com