Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyair Palestina Mosab Abu Toha Ditangkap Tentara Israel di Gaza

Kompas.com - 21/11/2023, 14:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

YERUSALEM, KOMPAS.com - Penyair dan penulis terkenal Palestina, Mosab Abu Toha, telah ditangkap oleh pasukan Israel ketika mencoba meninggalkan Gaza. Informasi ini didapat dari teman dan keluarganya.

Abu Toha telah diberitahu oleh para pejabat AS bahwa ia dan keluarganya akan dapat menyeberang ke Mesir, karena salah satu anaknya adalah seorang warga negara Amerika.

Mereka sedang dalam perjalanan dari utara ke selatan Gaza, menuju titik penyeberangan Rafah pada Minggu (19/11/2023), lalu kemudian ditangkap bersama dengan pria Palestina lainnya di sebuah pos pemeriksaan militer Israel.

Baca juga: Mengkaji Hambatan Historis yang Halangi Tercapainya Perjanjian Damai Israel-Palestina

"Tentara menangkap Mosab ketika dia tiba di pos pemeriksaan, berangkat dari utara ke selatan, seperti yang diperintahkan tentara. Kedutaan Besar Amerika mengirimnya dan keluarganya untuk pergi melalui penyeberangan Rafah," kata saudara laki-laki penyair itu, Hamza, di media sosial. "Kami tidak mendengar kabar apapun darinya."

Dilansir dari Guardian, teman Abu Toha, Diana Buttu, yang juga seorang pengacara Palestina-Kanada dan mantan juru bicara Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan bahwa putranya, yang lahir di Amerika, diizinkan untuk dievakuasi beberapa minggu yang lalu, tetapi nama Mosab tidak ada dalam daftar.

"Akhirnya, mereka mendapatkan namanya dan nama istrinya serta anak-anak lainnya dalam daftar, dan mereka menunggu untuk keluar ketika keadaan sudah aman," kata Buttu.

"Mereka mencoba mengungsi dari utara ke selatan ketika dihentikan di sebuah pos pemeriksaan dengan banyak orang lainnya. Mereka diperintahkan mengangkat tangan, menunjukkan bahwa mereka tidak membawa apa-apa. Mosab lalu diperintahkan menurunkan putranya dan kemudian tentara menangkapnya, bersama dengan banyak orang lainnya. Istrinya tidak pernah mendengar kabar darinya sejak saat itu," tambahnya.

Baik Departemen Luar Negeri AS maupun Pasukan Pertahanan Israel (IDF), tidak menanggapi permintaan komentar.

Abu Toha telah menulis di majalah New Yorker tentang pengalamannya di bawah pengeboman di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.

Kumpulan puisinya yang diterbitkan dalam bahasa Inggris di Amerika Serikat menjadi finalis penghargaan National Book Critics Circle dan memenangkan penghargaan American Book tahun ini.

Baca juga: 19 Januari 1809: Penyair Masyhur Edgar Allan Poe Lahir

"Dia adalah salah satu penulis kami yang paling produktif," kata Buttu. "Untuk dipublikasikan secara luas pada usia yang begitu muda dan mendapatkan semua penghargaan dan pujian untuk tulisannya, ini menunjukkan kepada Anda betapa hebatnya dia sebagai seorang penulis."

"Dia adalah seorang penyair yang luar biasa," kata Laura Albast, seorang jurnalis Palestina, editor dan teman Abu Toha.

"Puisi yang ditulisnya sangat mudah dipahami, tetapi juga merupakan representasi dari apa yang terjadi pada kami, menggambarkan bagaimana dia mengendarai sepeda untuk mencoba mencapai rumah ketika bom berjatuhan," tambahnya.

Abu Toha dan keluarganya mengungsi ke Jabalia, di mana mereka mendengar bahwa rumah mereka di Beit Lahia telah dibom. Dalam sebuah artikel di New Yorker yang diterbitkan pada tanggal 6 November, ia menggambarkan bersepeda ke rumah untuk mencoba menyelamatkan sesuatu dari koleksi buku kecilnya.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Mandi Massal Super Spreader Tsunami Covid-19 India | Organ Dalam Penyair Myanmar Hilang

"Saya berharap setidaknya bisa menemukan salinan buku puisi saya, mungkin di dekat pohon zaitun milik tetangga saya, tapi tidak ada apa-apa selain puing-puing. Tidak ada apa-apa selain bau ledakan," tulisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com