Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Perempuan Ukraina Keluhkan Masalah Diskriminasi

Kompas.com - 13/10/2023, 16:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber DW

KYIV, KOMPAS.com - Lesya Ganzha bergabung dengan tentara Ukraina tepat pada awal perang agresi Rusia terhadap Ukraina pada 24 Februari 2022, dan ditugaskan di divisi infanteri, bertugas di wilayah Kyiv dan Kharkiv.

"Sayangnya, komandan kompi sangat anti perempuan," kata Ganzha, seraya menambahkan bahwa ia ingin pindah ke bagian pengintaian udara di brigade lain di angkatan darat.

"Saya bergabung dengan tentara untuk membela Ukraina, untuk pergi ke medan perang," tegasnya.

Baca juga: Zelensky Khawatir Ukraina Tak Lagi Dipedulikan Imbas Konflik Timur Tengah

Kepada DW, Ganzha mengatakan bahwa ia berulang kali ditawari tugas di daerah pedalaman, tetapi akhirnya ia berhasil masuk ke unit pengintaian udara di sebuah brigade di Donetsk.

Yulia Mykytenko, 28 tahun, sudah menjadi perwira militer ketika Rusia menyerang Ukraina.

Dia bergabung pada 2016, dan ingin bekerja di bagian pengintaian, tetapi ditolak karena jenis kelaminnya.

Setelah bertugas di bagian administrasi di staf militer, Mykytenko akhirnya menyelesaikan pelatihan perwira tingkat lanjut dan mencapai pangkat letnan dua.

"Ketika saya diberi komando pasukan pengintai, 80 persen orang yang bertugas di sana pindah ke pasukan lain, hanya karena mereka memiliki komandan perempuan," kenang Mykytenko.

Hanna Hrytsenko dari proyek hak-hak sipil Invisible Battalion, yang mengkampanyekan kesetaraan gender di angkatan bersenjata Ukraina, mengatakan bahwa perempuan telah bertugas di garis depan sejak 2014.

Kelompok penelitian LSM itu menyelidiki situasi perempuan di militer, menyoroti masalah dan mencari solusi.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-595 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky ke Markas NATO | Bantuan Terbaru AS

"Sebagian besar posisi yang berkaitan dengan operasi tempur tertutup bagi perempuan. Perempuan masih melaksanakan tugas yang relevan, tetapi tanpa bentuk registrasi, jadi tanpa gaji dan jaminan sosial lainnya. Atau, mereka secara resmi terdaftar di posisi seperti juru masak atau penjahit," jelas Hrytsenko.

"Jika mereka terluka, sulit untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan di medan perang," ujarnya.

Baca juga: AS Akan Beri Paket Bantuan Militer Baru Rp 3,14 Triliun untuk Ukraina

Tekanan publik akhirnya mendorong perubahan undang-undang, dan akhirnya, pada 2018, perempuan secara resmi diizinkan untuk bertugas dalam misi tempur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com