Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investigasi Ungkap Sejumlah Pekerja Migran Justru Jadi Korban Eksploitasi Diplomat

Kompas.com - 24/09/2023, 21:27 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

Penulis: DW/Ana P. Santos (Manila) & Michelle Abad (Manila)

MANILA, KOMPAS.com - Sebuah investigasi internasional mengungkap ada pekerja-pekerja migran dieksploitasi oleh majikannya yang berlindung di balik kekebalan diplomatik. Salah satu korban mengatakan uangnya diambil majikan Rp1,3 miliar.

Lebih dari 200 pekerja migran yang jadi pembantu rumah tangga di 18 negara diduga menjadi korban perdagangan orang dan eksploitasi tenaga kerja, yang melibatkan para diplomat dan pegawai organisasi internasional.

Demikian hasil investigasi global yang dipublikasikan jaringan media yang bermarkas di Filipina, Rappler, pada bulan Agustus.

Baca juga: PRT Asal Banjarnegara Jadi Korban Penyiksaan oleh Majikan Orang Terpandang di Malaysia, KBRI Turun Tangan

Rappler memeriksa dokumen-dokumen sumber terbuka dari tahun 1988 hingga 2021, termasuk catatan pengadilan, berkas kasus LSM, laporan berita, dan jurnal hukum.

Pelanggaran ini diduga melibatkan 160 diplomat, yang banyak di antaranya berhasil menghindari tuntutan hukum karena kekebalan diplomatik.

Pakar hukum internasional di lembaga nirlaba hukum yang bermarkas di Berlin, European Center for Constitutional and Human Rights (ECCHR), Ben Vanpeperstraete, mengatakan kepada DW bahwa temuan itu tidak mengejutkan.

"Kemungkinan besar masih banyak lagi insiden yang tidak dilaporkan," ujar Vanpeperstraete.

Di bawah Konvensi Wina, para diplomat dan pegawai organisasi internasional diberikan tingkat kekebalan diplomatik, yang melindungi mereka dari tuntutan perdata dan pidana.

Kekebalan diplomatik diperlukan untuk menjaga hubungan internasional yang baik. Namun, investigasi Rappler menunjukkan bahwa pekerja rumah tangga yang dipekerjakan oleh diplomat yang dilindungi oleh kekebalan tersebut hanya memiliki sedikit jalur hukum dalam kasus-kasus perdagangan orang dan eksploitasi.

Pekerja rumah tangga (PRT) sudah merupakan jenis pekerjaan yang berbahaya dengan tingkat pelecehan yang sangat berlebihan yang tidak dapat diterima dalam hubungan normal antara pekerja dan majikan.

Menjadi pekerja rumah tangga migran yang dipekerjakan oleh seorang diplomat menambah tingkat keluhan lainnya.

Baca juga: Mengapa Kekerasan terhadap PRT Asal Indonesia Terus Terjadi di Malaysia?

Pelecehan apa saja yang pernah dialami oleh pekerja rumah tangga?

Cely Nunez adalah salah satu dari asisten rumah tangga, yang termasuk dalam laporan tersebut. Dalam laporan itu juga tertera kasus-kasus dugaan pencurian upah, pembayaran upah yang terlalu rendah, atau tidak menerima upah sama sekali.

Nunez telah menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai pekerja rumah tangga, berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain di Asia dan Timur Tengah. Ia bekerja untuk seorang warga negara Oman selama lebih dari delapan tahun.

Ia mengikuti majikannya dari Oman ke Berlin di mana sang majikan menduduki pos baru sebagai pejabat tinggi dinas luar negeri pada tahun 2018.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com