Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PRT Asal Banjarnegara Jadi Korban Penyiksaan oleh Majikan "Orang Terpandang" di Malaysia, KBRI Turun Tangan

Kompas.com - 28/08/2023, 22:39 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Kasus kekerasan fisik dan tidak digaji kembali dialami oleh pekerja rumah tangga (PRT) asal Indonesia di Malaysia.

Kali ini dialami oleh Nunik -bukan nama sebenarnya- yang berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng).

Dia telah menceritakan kasus kekerasan yang dialaminya kepada Dubes RI untuk Malaysia, Hermono.

Baca juga: Sosok Perempuan Malaysia Terduga Penyiksa PRT Asal Indonesia dengan Setrika dan Air Panas

Di hadapan Dubes Hermono, Nunik mengatakan, majikannya dikenal sebagai orang terpandang, yakni mantan politisi bergelar Dato’ pada Partai Politik yang berkuasa saat ini.

Nunik juga bercerita kepada Dubes Hermono bahwa dirinya tidak pernah digaji selama 5 tahun bekerja.

“Majikan saya padahal punya 9 mobil dan rumah mewah 3 lantai tapi saya tidak digaji bertahun-tahun,” kata Nunik, sebagaimana tertuang dalam keterangan tertulis yang dikirim KBRI di Kuala Lumpur kepada Kompas.com, Senin (28/8/2023).

Dia mengatakan kepada Dubes Hermono, bahwa dirinya kerap menerima siksaan fisik dari majikannya sampai menyebabkan luka dan cacat di beberapa bagian tubuh.

Nunik mengaku selama ini tidak pernah menerima perawatan medis yang semestinya.

KBRI melaporkan, di hadapan Dubes Hermono, dia terlihat bergetar dan berlinang air mata ketika sedang menerangkan sejumlah kejadian kekerasan fisik yang dialaminya selama lima tahun.

Baca juga: ART Asal Sumut Alami Penyiksaan dan Kekerasan Seksual Hampir 3 Tahun di Malaysia

Nunik mengaku di antaranya pernah diguyur air panas oleh majikannya sampai meninggakan bekas luka serius di beberapa bagian tubuh. Dia juga bercerita pernah dipukul di bagian jari.

Selain oleh majikannya, Nunik mengaku pernah menerima kekerasan fisik oleh supir sang majikan.

PRT asal Banjarnegara itu menyebut, kekerasan fisik yang dia terima akibat kesalahan yang tidak jelas alasannya.

Karena tidak tahan, Nunik pernah mencoba kabur dari rumah majikannya pada tahun kedua bekerja. Namun, dia gagal karena ditemukan majikan dan akhirnya diberi hukuman fisik serta dipaksa kembali bekerja.

Selama bekerja, Nunik mengaku hanya diberikan kesempatan berkomunikasi dengan keluarganya pada tahun pertama saja, selebihnya tidak pernah diberikan kesempatan lagi.

“Saya sudah tidak tahan lagi menerima siksaan-siksaan majikan, jadi berusaha kabur dan ingin kembali ke Indonesia," ungkap Nunik kepada Dubes Hermono.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com