Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Fathurrohman

Analis Kejahatan Narkotika

Gurita Kartel Narkoba dan Antisipasi Efek Penegakan Hukumnya

Kompas.com - 24/08/2023, 16:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NAMA Pablo Escobar begitu mendunia. Bagi sebagian orang, terutama di Medellin, Kolombia dia bak flamboyan.

Namanya begitu memesona laksana malaikat di tengah himpitan hidup yang penuh kemiskinan. Pablo dianggap representasi dari Robin Hood bagi penduduk setempat.

Namun, Pablo adalah Pablo. Dia bergelimang beban atas kematian ribuan perang antargeng narkoba karena dialah pemimpinnya.

Faktanya, korban peperangan tidak hanya menyasar anggota geng, namun juga melibas segenap orang-orang tidak bersalah. Lebih perih, kekerasan menjadi warisan dan mengenealogi hingga kini.

Kematian Pablo pada 2 Desember 1993, sedianya mengakhiri atau paling tidak meredakan perang antara sesama kartel atau perang antara kartel melawan petugas.

Namun, hampir sempurna 30 tahun kemudian, kartel-kartel tumbuh subur tidak hanya di Kolombia, namun juga di negara-negara Amerika Latin lainnya.

Bahkan, kartel-kartel kecil kemudian menjadi besar dan menguat setelah keruntuhan kartel Medellin yang dipimpin Pablo Escobar. Begitu juga orang-orang yang terafiliasi atau terinspirasi dengan hebatnya Pablo.

Bayangkan, laman Youtube Mafia Side mencatat sekitar 2.500 orang menghadiri pemakaman Pablo yang berlangsung sehari setelah kematiannya.

Di antara kalimat popular yang didendangkan pada kematiannya adalah “Pablo, you will always be with us.” Dukungan mereka membuat dunia terbelalak dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi untuk generasi berikutnya.

Jawabannya adalah kematian demi kematian dan pemenjaraan demi pemenjaraan akibat perang antarkartel yang terjadi di berbagai negara Amerika Latin. Para korban tewas atau orang-orang yang dipenjara tidak jarang adalah para petugas dan pejabat.

Gurita kejahatan kartel

Di sisi yang lain, siapapun yang bermimpi memerangi geng narkoba, maka nyawa adalah taruhannya.

Pada 2021, presiden Haiti dibunuh di kediamannya. Pelakunya adalah kombatan pasukan khusus Kolombia untuk melawan kartel narkoba. Mereka beralih profesi menjadi pembunuh bayaran selepas pensiun.

Perlu dicatat, jaringan pembunuh bayaran ini memiliki relasi dengan perang terhadap kartel narkoba di benua Amerika.

Awal bulan ini, calon presiden Ekuador yang berlatar belakang aktivis dan kerap bersuara lantang melawan geng narkoba, tewas ditembak di muka umum selepas kampanye.

Lagi-lagi para pembunuh berasal dari Kolombia. Mereka juga dianggap memiliki relasi kuat dengan kartel narkoba Meksiko.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com