Kartel Kolombia dan Meksiko memang terhubung erat dalam upaya menyuplai narkoba ke Amerika Serikat. Kolombia adalah tempat asal mula bahan baku kokain, sementara Meksiko adalah area strategis yang memiliki batas hampir dua ribu mil dengan pasar utama narkoba, Amerika Serikat.
Panjangnya batas berarti panjangnya peluang dalam upaya menyelundupkan narkoba ke negara asal dollar dicetak.
Ekuador adalah negara yang berbatas langsung dengan dua negara produsen utama kokain, Kolombia dan Peru.
Walaupun terpisah melalui Benua Pasifik bagian Utara, Ekuador tetap dapat menjadi pintu masuk utama narkoba ke wilayah Amerika Serikat dari dua negara tersebut selain juga ke negara-negara Karibia.
Tentakel kartel juga menjalar ke berbagai negara di Amerika Selatan lainnya dan Eropa. Lagi-lagi negara-negara Andean menjadi jalur pasokan utamanya.
European Monitoring Centre for Drugs and Drug Addictin (EMCDDA) di laman resminya merilis jika Belgia, Belanda dan Spanyol secara hostoris menjadi pintu masuk utama Eropa Barat dari negara-negara tersebut.
Benua terdekat Indonesia, Australia, juga berkali-kali mencegat dan menyita beragam ukuran kokain yang berasal dari bumi Amerika.
Gurita kartel tampak menjamah hampir semua wilayah di muka bumi ini. Mereka terkoneksi dengan jaringan setempat.
Sementara Indonesia tidak dapat dianggap jauh dari masalah kartel kokain ini. Temuan 179 kg kokain di Selat Sunda adalah alarm berbahaya bahwa jaringan kartel menjadikan perairan Indonesia sebagai area transaksi.
Pola transaksi yang sama kerap dilakukan di perairan Australia. Kokain ‘dibuang’ di tengah laut lalu kemudian diambil oleh para pembeli barang. Tentu saja mereka telah bersepakat titik koordinat di mana narkoba berada.
Juan Carlos dan John Bailey di buku The Handbook of Drugs and Society (2016) menyebutkan di antara fenomena umum dalam tindakan penegakan hukum adalah terjadinya efek balon.
Efek tersebut terjadi karena operasi penegakan hukum di satu jalur penyelundupan kemudian berakibat perpindahan jalur penyelundupan yang lain.
Penyitaan demi penyitaan di perairan Australia dengan jumlah ribuan kilogram narkoba mungkin membuat mereka mengubah titik transaksi menjadi di perairan Indonesia. Sebagaimana Australia, Indonesia adalah negara perairan terbuka.
Kebijakan di negara tetangga tampaknya harus menjadi perhatian karena memiliki dampak tersendiri bagi negara sekitarnya. Apalagi dalam konteks operasi jaringan kartel Amerika Latin yang telah terhubung dengan Australia juga dapat berdampak langsung kepada Indonesia.
Sebagaimana juga dijelaskan oleh Juan Carlos dan John Bailey bahwa efek lain dari aktivitas penindakan kejahatan adalah efek diaspora.
Penindasan terhadap jaringan kejahatan di satu lokasi akan menyebabkan perpindahan mereka ke lokasi lain untuk mencari tempat berlindung yang aman.
Efek diaspora sebagai akibat penindakan kejahatan di Australia tersebut memungkinkan mereka berpindah ke Indonesia.
Apalagi Indonesia adalah salah satu destinasi utama warga Australia, khususnya di Pulau Bali.
Pulau Dewata ini berpotensi menjadi hub dalam keterhubungan jaringan kejahatan kartel narkoba kokain Amerika Latin - Australia.
Situasi-situasi seperti ini harus dipahami berupa antisipasi yang lebih intensif. Perbedaan pandangan soal pemberlakuan hukuman mati di Indonesia harus dapat ditengahi agar kartel narkoba tidak berkembang di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.