Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuai Kritik, Rencana Inggris Tampung Migran di Tenda jika Jumlah Pendatang Melonjak

Kompas.com - 28/07/2023, 20:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com - Pemerintah Inggris berencana menampung para migran di tenda-tenda untuk membantu mengatasi lonjakan perahu-perahu kecil yang menyeberangi Selat Inggris dalam beberapa bulan mendatang.

Sejumlah media Inggris malaporkan pada Jumat (26/7/2023), tenda-tenda yang dapat menampung hingga 2.000 migran telah dibeli oleh Kementerian Dalam Negeri.

Kementerian tersebut dikatakan telah memiliki rencana mendirikan tenda-tenda di lokasi-lokasi militer yang sudah tidak terpakai pada akhir Agustus.

Baca juga: Parlemen Inggris Minta Wagner Diberi Label Organisasi Teroris

Hal ini dilakukan menyusul peningkatan jumlah kedatangan di pantai-pantai tenggara Inggris akhir musim panas lalu yang menimbulkan kritik bahwa pemerintah tidak siap dan kewalahan.

Namun, menurut The Times, rencana pembangunan tenda telah memicu keresahan di dalam jajaran pemerintah Inggris. Beberapa pejabat disebut membandingkan penggunaannya dengan kamp konsentrasi.

Peningkatan kedatangan migran lintas negara telah membebani sumber daya pemerintah Inggris dan menimbulkan perdebatan politik yang sengit mengenai perlakuan terhadap mereka.

Pada akhir tahun lalu, lebih dari 160.000 pencari suaka berada dalam ketidakpastian menunggu aplikasi mereka diproses.

Sementara itu, ribuan migran lainnya telah tiba di pantai Inggris, dengan lonjakan lain diperkirakan akan terjadi pada bulan-bulan Agustus hingga Oktober nanti.

Tetapi, PM Inggris Rishi Sunak telah bersumpah akan menghentikan perahu-perahu tersebut dan pemerintahannya bulan ini mengeluarkan undang-undang kontroversial yang melarang klaim suaka oleh siapa pun yang tiba melalui Selat Inggris dan rute-rute ilegal lainnya.

Baca juga: Rishi Sunak Peringatkan Kemungkinan Resesi Inggris pada 2024

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman telah memperkenalkan kebijakan perumahan kontroversial yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan kamar hotel yang mahal dalam sistem suaka yang saat ini menghabiskan 6 juta poundsterling setiap hari untuk akomodasi.

Yvette Cooper dari Partai Buruh yang beroposisi mengatakan kepada BBC Radio bahwa rencana penggunaan tenda-tenda tersebut untuk menampung migran merupakan tanda kegagalan kebijakan Partai Buruh.

"Mereka berjanji akan mengakhiri semua kekacauan ini, pada kenyataannya mereka tidak mengharapkan hal itu berhasil," katanya.

Tim Naor Hilton, kepala badan amal Refugee Action, menyebut laporan tersebut begitu mengejutkan.

"Seharusnya tidak terlalu berlebihan untuk meminta agar orang-orang yang melarikan diri dari kekerasan, penyiksaan dan penganiayaan agar klaim mereka dinilai dengan cepat dan adil serta ditempatkan di rumah-rumah yang aman di komunitas kami," katanya, dikutip dari AFP.

AFP mengungkap, Kementerian Dalam Negeri Inggris menolak untuk mengomentari laporan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com