Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komarudin Watubun
Politisi

Komarudin Watubun, SH, MH adalah anggota Komisi II DPR RI; Ketua Pansus (Panitia Khusus) DPR RI Bidang RUU Otsus Papua (2021); pendiri Yayasan Lima Sila Indonesia (YLSI) dan StagingPoint.Com; penulis buku Maluku: Staging Point RI Abad 21 (2017).

Dinamika Lingkungan Strategis Indo-Pasifik dan Pilihan Indonesia

Kompas.com - 26/07/2023, 09:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERDANA Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida, berjabat tangan dengan PM India, Narendra Modi, di Gedung Hyderabad di New Delhi, India pada 20 Maret 2023. Saat itu, PM Kishida menyebut rencana kucuran investasi senilai 75 miliar dollar AS dari Jepang ke zona Indo-Pasifik (Adnan Abidi, 2023).

Target Jepang ialah sektor industri hingga cegah-bencana di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Skala waktunya mulai tahun 2030.

Kishia mengajukan proposal empat pilar strategis di zona Indo-Pasifik kepada PM Modi, yakni perdamaian, kerja sama antar-negara, konektivitas global melalui berbagai platform, dan jaminan keamanan angkasa dan laut-lautan terbuka.

Kishida juga menyebut latihan keamanan maritim Jepang-India-Amerika Serikat (AS) dan ASEAN serta Kepulauan Pasifik. Negara-negara Quad (India, Jepang, AS, dan Australia) menggelar latihan-smulasi perang laut tahunan Malabar 2023 di Australia.

Baca juga: Geostrategi Indonesia Menghadapi Hegemoni di Kawasan Indo-Pasifik

Pada 12 Mei 2023 di Jakarta, Kepala Staf Angkatan Darat (AD) AS, James McConville, bertemu Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto. Saat itu, ada jabat tangan dan tukar cinderamata (Dita Alangkara, 2023). KSAD AS McConville menyebut perdamaian, keamanan, dan sabilitas zona Indo-Pasifik, khususnya zona Indo-Pasifik bebas dan terbuka.

Sesuai amanat alinea empat Pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki tugas-tugas konstitusional antara lain ikut-serta menciptakan ketertiban dunia berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Maka konfrontasi dan konflik bukanlah pilihan.

Indonesia perlu bersikap netral di tengah rivalitas berbagai negara dan kekuatan besar di Indo-Pasifik. Perdamaian dan stabilitas kawasan adalah nilai-tukar tiap negara Indo-Pasifik.

Zona Indo-Pasifik terbentang dari India hingga Jepang. Semula sebutan Indo-Pasifik lebih merujuk kepada karakter alam zona ini khususnya kepulauan dan kekayaan biota laut atau terumbu karang.

Namun, awal abad 21, label Indo-Pasifik lebih populer sebagai istilah politik, antara lain strategi Indo-Psifik AS sejak era Presiden AS Donald Trump tentang “Free and Open Indo-Pacific” (FOIP) pada KTT negara-negara APEC di Hanoi tahun 2017 (The White House, 2017).

Konsep ini ditafsir oleh Tiongkok sebagai upaya AS meredam atau kontrol terhadap operasi lingkungan strategis Tiongkok di zona Asia-Pasifik (Huaxia, 2023).

Dinamika Lingkungan Strategis

Pada awal Juli 2023, untuk pertama kalinya Jerman siap mengirim pasukan ke Australia. Pers dunia menyebut langkah Jerman itu sebagai peralihan fokus Jerman ke Indo-Pasifik sejak awal abad 21.

Pasukan Jerman bakal ikut dalam latihan bersama 12 negara melibatkan 30 ribu personel militer.

Senin 10 Juli 2023 di Berlin (Jerman), KSAD Jerman Alfons Mais menyebut langkah Jerman sebagai pilihan di era global dengan tren kuat ke arah multi-polar, bukan bipolar seperti era Perang Dingin antara blok AS vs blok Uni Soviet (S Siebold, 2023).

Baca juga: Peluang dan Tantangan Indonesia-Quad Membangun Kolaborasi Strategis

Kepentingan ekonomi adalah faktor utama bagi Jerman. Misalnya, Tiongkok adalah mitra utama dagang Jerman di zona Asia. Sekitar 40 persen perdagangan luar negeri Uni Eropa melalui Laut China Selatan, zona sangketa teritorial di Indo-Pasifik, akibat klaim tumpang-tindih sejumlah negara. Jerman juga melihat potensi kemitraan dengan Jepang.

Tahun 2021, kapal perang Jerman berlayar ke zona ini. Tahun 2022, Jerman mengirim 13 pesawat tempur ikut latihan di Australia. Kini Jerman mengirim 240 personel—140 pasukan terjung payung dan 40 marinir, ikut latihan Talisman Sabre 22 Juli-4 Agustus 2023 di Australia. Ini latihan militer sekali dua tahun antara AS-Australia, selain Jepang, Korea Selatan, Inggris, dan Prancis.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com