Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkai Kapal Perang Ditemukan di Perairan Pulau Nusakambangan, Diduga Karam pada Perang Dunia II

Kompas.com - 22/07/2023, 11:29 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

“Langkah awal adalah pemetaan terlebih dahulu untuk menentukan titik penyelaman. Kemudian setelah kami lakukan identifikasi dari kode yang tertera di amunisi, dimungkinkan bukan produksi Indonesia. Membaca dari head stamp, itu kode yang ada di kepala amunisi. Dari head stamp tersebut, senjata itu memang bukan buatan Indonesia tapi Amerika. Asalnya dari senjata browning yang saat itu digunakan pada saat era PD II. Utamanya sebagai senjata pertahanan udara yang menempel di sayap pesawat,” jelas Yudo.

Baca juga: Waspada Ancaman China, Jepang Setujui Rencana Pembangunan Militer Terbesar sejak Perang Dunia II

Mengapa senjata pesawat bisa sampai di lautan?

Danlanal Cilacap, Kolonel Laut (P) Bambang Subeno, menduga pesawat tersebut diangkut oleh kapal perang pada era PD II.

“Amunisi tersebut dipasang di pesawat Amerika jenis P40E yang kemungkinan diangkut oleh kapal perang USS Langley. Kalau bisa mengangkut pesawat berarti dia jenisnya induk. Namun, ini belum dapat dipastikan,” papar Bambang.

Pada hari pertama penyelaman, Kamis (20/7/2023), Pasukan Katak mampu menelusuri bangkai kapal. Namun mereka belum bisa mengidentifikasi bangkai kapal tersebut sebab sudah dalam bentuk reruntuhan besi.

Danlanal Cilacap Kolonel Laut (P) Bambang Subeno mengatakan yang perlu diwaspadai dari temuan amunisi tersebut adalah senjata dengan kaliber besa, di antaranya senjata meriam. Kapal perang pada era PD II selalu dilengkapi dengan bom laut dan bisa saja masih aktif.

Temuan signifikan

Memasuki hari kedua penyelaman, ada penemuan signifikan oleh tim Kopaska AL. Sebab, penyelam berhasil menemukan area chamber atau tempat penyimpanan senjata dan amunisi.

“Pada hari kedua penyelaman, tim Kopaska menemukan tempat penyimpanan senjata. Ini menguatkan bahwa bangkai kapal yang ditemukan adalah kapal perang,” jelas Danlanal Cilacap Kolonel Laut (P) Bambang Subeno.

Menurut Danlanal, adanya bangkai kapal tersebut sesuai dengan survei yang dilaksanakan Pelindo (Pelabuhan Indonesia) pada Februari 2023 lalu. Waktu itu, di titik yang menjadi tempat penyelaman tim Kopaska, ditemukan ada tampilan foto bawah air berupa benda dengan panjang 40 meter dan lebar 30 meter.

“Hanya saja waktu itu tidak bisa diidentifikasi. Kalau sekarang, sudah semakin jelas jika benda itu adalah bangkai kapal perang. Tetapi spesifikasi kapal dan namanya belum dapat diketahui. Bahkan, selama dua kali penyelaman ditemukan 6.000 amunisi,”jelasnya.

Direktur Operasi Pusat Komando Pasukan Katak (Puskopaska) Letkol Laut (P) Yudo Ponco mengatakan selama dua hari pihaknya menelusuri serpihan bangkai kapal.

Baca juga: Putin Peringatkan Global: Dunia Hadapi Situasi Paling Berbahaya sejak Perang Dunia II

“Kami menemukan satu chamber, sebuah ruangan dengan tinggi sekitar tiga meter. Di dalam chamber, kami menemukan adanya amunisi yang masih utuh.

Kuningan dengan proyektil dan selongsong masih bagus. Bahkan kita masih bisa membaca headstamp. Amunisi yang ditemukan dan kondisinya utuh adalah kaliber 12,7 mm,” paparnya.

Namun demikian, nama kapal sudah tidak bisa terbaca dan tidak bisa tertangkap kamera karena begitu gelap kondisi bawah air. Para penyelam memperkirakan dimensi kapal berukuran antara 40 meter hingga 50 meter.

Kapal perang AS yang ditenggelamkan Jepang?

Penyelam Ady Setyawan yang mempelajari sejarah maritim, mengatakan perang di kawasan Cilacap terjadi dua kali yakni pada 1942 dan 1947 ketika agresi militer Belanda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com