TOKYO, KOMPAS.com – Penembakan terhadap mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Jumat (8/7/2022) pagi waktu setempat membuat warga Jepang geger.
Pasalnya, kekerasan yang melibatkan senjata api sangat jarang terjadi di “Negeri Matahari Terbit” dan kepemilikan senjata api di sana sangat dibatasi.
Penembakan terhadap Abe mengingatkan pada kekerasan sebelum Perang Dunia II di Jepang, ketika pembunuhan lebih sering terjadi dan digunakan sebagai alat politik.
Baca juga: Shinzo Abe Dilaporkan Ditembak saat Berpidato, Dilarikan ke Rumah Sakit
Salah satu perdana menteri paling berpengaruh dan paling lama menjabat di Jepang, Ito Hirobumi, terbunuh pada 1909 di sebuah stasiun kereta api di tempat yang sekarang disebut timur laut China.
Ito Hirobumi dibunuh setelah dia meninggalkan jabatannya, sebagaimana dilansir Wall Street Journal.
Pembunuh Hirobumi Ito adalah seorang nasionalis Korea yang keberatan dengan penjajahan Jepang di semenanjung Korea.
Pada November 1921, Perdana Menteri Jepang kala itu, Hara Takashi, ditikam hingga tewas di Stasiun Tokyo.
Baca juga: Mantan PM Jepang Shinzo Abe Ditembak, Ini Identitas Pelaku dan Pengakuannya
Dia dibunuh oleh seorang petugas rel kereta api yang menolak sejumlah kebijakan pemerintah.
Kekerasan politik di Jepang meningkat pada 1930-an ketika kaum ultra-kanan mencoba melemahkan pemerintahan konstitusional multipartai yang telah muncul pada dekade-dekade sebelumnya.
Dalam bentrokan yang paling terkenal, komplotan percobaan kudeta pada 26 Februari 1936, membunuh Menteri Keuangan Korekiyo Takahashi dan sejumlah pejabat lainnya.
Perdana Menteri kala itu, Keisuke Okada, masih selamat meski nyaris tidak lolos.
Baca juga: Reaksi Para Pejabat Dunia atas Penembakan Mantan PM Jepang Shinzo Abe
Kudeta akhirnya dipatahkan, tetapi pengaruh militer terhadap pemerintah meningkat dan menyebabkan serangan Jepang ke Pearl Harbor pada Desember 1941 dan masuknya Tokyo ke Perang Dunia II.
Setelah Perang Dunia II usai, ketika Jepang menjadi negara demokrasi dan pengaruh kaisar berkurang drastis, sebagian besar kekerasan politik berhenti, namun ada beberapa pengecualian.
Pada 1960, kepala partai oposisi, Inejiro Asanuma yang mengepalai Partai Sosialis Jepang, ditikam hingga tewas dalam pidato kampanye.
Pada 2007, Wali Kota Nagasaki Iccho Itoh yang merupakan tokoh penentang senjata nuklir, ditembak mati oleh seorang anggota kelompok sayap kanan.
Baca juga: Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dilaporkan Ditembak dengan Shotgun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.