Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Tinggi AS Optimistis pada Serangan Balasan Ukraina, tetapi...

Kompas.com - 19/07/2023, 15:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Serangan balasan Ukraina terhadap Rusia masih jauh dari kata gagal, tetapi pertarungan ke depan akan berlangsung lama dan berdarah.

Hal ini diungkapkan seorang jenderal tertinggi AS pada hari Selasa (17/4/2023).

Dia optimistis pada Ukraina meskipun jumlah korban di kedua belah pihak terus meningkat.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-510 Serangan Rusia ke Ukraina: Peringatan Presiden Afsel | Hantaman Rudal di Selatan

Dilansir dari Reuters, Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya memang telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk membangun "gunung baja" persenjataan Ukraina.

Mereka juga melatih pasukan Ukraina dalam teknik-teknik persenjataan gabungan untuk membantu Kyiv menembus pertahanan Rusia yang tangguh selama serangan baliknya.

Ketika ditanya apakah serangan balasan itu gagal, setidaknya sejauh ini, Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan mengatakan Ukraina jauh dari kata gagal.

"Saya pikir masih terlalu dini untuk mengatakan hal itu," ujarnya.

Berbicara setelah putaran pembicaraan lain mengenai persenjataan untuk Ukraina dalam perjuangannya melawan invasi Rusia yang telah berlangsung selama hampir 17 bulan, Milley mengatakan bahwa serangan balasan Ukraina akan berjalan lambat.

"Saya pikir masih banyak pertempuran yang harus dilakukan dan saya akan tetap dengan apa yang kami katakan sebelumnya: Ini akan berlangsung lama. Ini akan sulit. Ini akan berdarah," kata Milley kepada wartawan.

Sejak Ukraina memulai serangan balasannya bulan lalu, Kyiv telah merebut kembali beberapa desa di selatan dan wilayah di sekitar kota Bakhmut yang hancur di timur, tetapi belum mencoba melakukan terobosan besar melintasi garis pertahanan Rusia.

Baca juga: Rusia Peringatkan Risiko Perpanjangan Ekspor Biji-bijian Ukraina

Kyiv mengatakan bahwa mereka sengaja bergerak maju perlahan untuk menghindari jatuhnya banyak korban di garis pertahanan yang dibentengi dan dipenuhi ranjau darat.

Pasukan saat ini berfokus pada penurunan logistik dan komando Rusia. Moskwa mengatakan bahwa serangan balasan Ukraina telah gagal.

Enam minggu sejak Ukraina melancarkan serangan balasan di timur dan selatan, Rusia melancarkan serangan darat di timur laut.

Baca juga: Drone dan Rudal Rusia Hantam Pantai Selatan Ukraina Usai Ekspor Biji-bijian Berakhir

Rusia juga menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menggali posisi pertahanan, mengelilinginya dengan ranjau darat dan membangun benteng bersenjata lengkap yang membuat kemajuan Ukraina di timur dan selatan menjadi lambat dan berdarah.

Milley mengatakan bahwa berbagai taktik perang telah memprediksi tingkat kemajuan Ukraina pada tingkat tertentu, tetapi konflik di atas kertas berbeda dengan kenyataan menghadapi ladang ranjau yang kompleks, kawat berduri, dan parit-parit Rusia.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-509 Serangan Rusia ke Ukraina: Timur Ukraina Memanas, Rusia Siap Andalkan Bom Tandan

"Perang yang sesungguhnya tidak dapat diprediksi. Perang itu penuh dengan ketakutan, kabut, dan gesekan," kata Milley.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com