Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Menyoal Idealitas Proposal Prabowo untuk Perdamaian Rusia-Ukraina

Kompas.com - 12/06/2023, 09:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bagi pihak Amerika Serikat dan Barat, membatasi pasar migas Rusia tidak dalam makna yang ketat. Amerika tetap memberi batas "price cap" untuk migas Rusia, agar tidak memengaruhi harga minyak dunia terlalu besar.

Karena jika migas Rusia terlalu dibatasi, maka suplai migas akan terganggu yang berisiko membuat harga migas terbang tinggi.

Jadi dalam batas tertentu, Amerika masih menoleransi Jepang mengimpor migas dari Rusia, misalnya, untuk menjaga "price cap" komoditas migas global.

Pendeknya, hari ini meskipun kedua belah pihak sama-sama mengalami tantangan yang cukup berat, kelonggaran-kelonggaran masih ada. Sehingga, posisi yang sering disebut oleh para diplomat sebagai "hurting stalemate" belum benar-benar terbentuk.

Rusia masih bisa bernafas, Ukraina dan Amerika Serikat pun demikian. Dengan kata lain, kedua belah pihak masih akan bertahan dengan "aspirasi" geopolitiknya masing-masing. Walhasil, jalan menuju gencatan senjata, sebagaimana saran Prabowo, masih "out of context".

Meminjam istilah Winston Churchil, "Courage is what it takes to stand up and speak; courage is also what it takes to sit down and listen".

Jadi kedua belah pihak masih berada pada fase pertama, yakni keberanian untuk "stand up dan speak", tapi belum masuk pada fase keberanian untuk "sit down and listen".

Karena itu, proposal perdamaian Prabowo masih jauh dari kontekstual. Sangat ideal dan wishfull thinking, karena berangkat dari ruang hampa dan tidak terikat pada konteks yang ada, baik konteks geopolitik, geoekonomi, dan situasi lapangan yang ada.

Tentu sangat bisa dipahami konteks pernyataan Prabowo tersebut, terutama jika dikaitkan dengan posisi beliau sebagai calon presiden untuk pemilihan mendatang.

Proposal tersebut, terlepas "achievable" atau tidak, akan ikut memperbaiki profil internasional beliau di pentas dunia. Atau setidaknya karena wacana itu beliau akan dibicarakan di ruang publik nasional dan internasional.

Namun demikian, proposal semacam itu harus tetap kita benturkan dengan fakta dan kenyataan yang ada.

Kelembagaan internasional sekelas PBB pun belum menghasilkan apa-apa terkait konflik bersenjata Rusia-Ukraina.

Para pemimpin dunia sekelas Xi Jinping, Erdogan, Macron, termasuk Jokowi, pernah mengajukan hal serupa, tapi tidak bertemu dengan konteks yang ada.

Negosiasi bisa digapai jika di Rusia atau di Amerika Serikat terjadi pergantian kepemimpinan secara radikal. Misalnya, Donald Trump terpilih lagi atau Putin disingkirkan.

Seperti janjinya, Trump akan berhenti mendukung Ukraina jika memenangkan pemilihan Presiden tahun depan di Amerika.

Atau, salah satu pihak mengalami "sesak nafas", baik secara ekonomi maupun secara geopolitik, semacam "hurting stalemate".

Misalnya, krisis ekonomi akut di Rusia, atau sebaliknya di Eropa dan Amerika, yang membuat mereka tak mampu lagi memberikan bantuan kepada Ukraina.

Jika ini terjadi, salah satu pihak akan bersedia berembuk di meja perundingan. Namun, jika kondisi ini belum terbentuk, rasanya akan sulit untuk membangun kesepahaman yang akan membawa kedua belah pihak ke meja perundingan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com