PARIS, KOMPAS.com - Polisi Perancis menembakkan gas air mata dan bentrok dengan demonstran di Paris dan kota-kota lain pada Senin 1/5/2023).
Ini terjadi setelah serikat pekerja mengubah pawai May Day atau Hari Buruh mereka menjadi demonstrasi anti-pemerintah menentang kenaikan usia pensiun.
Setidaknya 108 polisi terluka dan 291 orang ditahan di seluruh Perancis ketika kekerasan meletus di beberapa kota di sela-sela pawai utama yang dipimpin serikat pekerja, kata menteri dalam negeri, Gerald Darmanin, kepada wartawan.
Baca juga: Lautan Sampah di Paris Segera Menghilang, Petugas Kebersihan Tangguhkan Mogok Kerja
Dilansir dari Guardian, di Paris, demonstrasi yang dipimpin serikat buruh dimulai dengan damai dengan banyak keluarga bergabung.
Mereka memegang spanduk menyerukan keadilan sosial dan menuntut Macron mengundurkan diri atau mencabut undang-undangnya untuk menaikkan usia pensiun minimum yang memenuhi syarat dari 62 menjadi 64 tahun.
Namun, di pinggir pawai saat melewati arondisemen ke-11 Paris, polisi menembakkan gas air mata dan bentrok dengan sekelompok pemuda berpakaian hitam.
Proyektil, tempat sampah, dan bom molotov dilemparkan ke arah polisi.
Beberapa halte bus dan bagian depan toko di Paris dihancurkan dan dicoret dengan slogan-slogan anti-polisi.
Saat pawai mencapai titik akhir di Place de la Nation, polisi menembakkan gas air mata dan memukul mundur massa saat para demonstran melemparkan proyektil.
Ada juga kerusuhan di Lyon, di mana beberapa mobil dibakar dan beberapa jendela bisnis dihancurkan.
Baca juga: Toko Emas Dijarah Saat Demo Perancis, Kerugian Rp 410,7 Juta
Di Nantes di Perancis barat, tempat sampah ditumpuk dan dibakar di depan gedung administrasi, jendela toko dihancurkan dan polisi menembakkan gas air mata setelah pengunjuk rasa melemparkan proyektil.
Seorang demonstran di Nantes dirawat oleh paramedis karena cedera serius di tangannya.
Di Marseille, sekelompok lebih dari 100 demonstran menduduki sebuah hotel mewah di dekat pelabuhan lama sebelum dihalau oleh polisi.
Baca juga: Giliran Perancis Evakuasi Warga di Sudan, Jumlahnya Jauh Lebih Sedikit dari WNI
Gas air mata juga ditembakkan di Toulouse dan Rennes.
Polisi telah diberi lampu hijau pada menit-menit terakhir untuk menggunakan drone sebagai tindakan pengamanan setelah pengadilan Paris menolak petisi dari kelompok hak asasi agar tidak digunakan.
Menteri Dalam Negeri, Darmanin, mencuit bahwa sebagian besar demonstran gelar aksi damai di Paris, Lyon, dan Nantes.
Namun, polisi telah menghadapi perusuh yang sangat kejam yang memiliki satu tujuan, yakni membunuh seorang petugas polisi dan mencuri properti, lanjutnya.
Baca juga: Tinju Wajah Wanita Sekitar, Turis Perancis di Jepang Ditangkap
Darmanin menambahkan bahwa kekerasan harus dikutuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.