Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geger Aksi May Day Perancis: 108 Polisi Terluka, 291 Pedemo Ditahan

Kompas.com - 02/05/2023, 06:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

PARIS, KOMPAS.com - Polisi Perancis menembakkan gas air mata dan bentrok dengan demonstran di Paris dan kota-kota lain pada Senin 1/5/2023).

Ini terjadi setelah serikat pekerja mengubah pawai May Day atau Hari Buruh mereka menjadi demonstrasi anti-pemerintah menentang kenaikan usia pensiun.

Setidaknya 108 polisi terluka dan 291 orang ditahan di seluruh Perancis ketika kekerasan meletus di beberapa kota di sela-sela pawai utama yang dipimpin serikat pekerja, kata menteri dalam negeri, Gerald Darmanin, kepada wartawan.

Baca juga: Lautan Sampah di Paris Segera Menghilang, Petugas Kebersihan Tangguhkan Mogok Kerja

Dilansir dari Guardian, di Paris, demonstrasi yang dipimpin serikat buruh dimulai dengan damai dengan banyak keluarga bergabung.

Mereka memegang spanduk menyerukan keadilan sosial dan menuntut Macron mengundurkan diri atau mencabut undang-undangnya untuk menaikkan usia pensiun minimum yang memenuhi syarat dari 62 menjadi 64 tahun.

Namun, di pinggir pawai saat melewati arondisemen ke-11 Paris, polisi menembakkan gas air mata dan bentrok dengan sekelompok pemuda berpakaian hitam.

Proyektil, tempat sampah, dan bom molotov dilemparkan ke arah polisi.

Beberapa halte bus dan bagian depan toko di Paris dihancurkan dan dicoret dengan slogan-slogan anti-polisi.

Saat pawai mencapai titik akhir di Place de la Nation, polisi menembakkan gas air mata dan memukul mundur massa saat para demonstran melemparkan proyektil.

Ada juga kerusuhan di Lyon, di mana beberapa mobil dibakar dan beberapa jendela bisnis dihancurkan.

Baca juga: Toko Emas Dijarah Saat Demo Perancis, Kerugian Rp 410,7 Juta

Di Nantes di Perancis barat, tempat sampah ditumpuk dan dibakar di depan gedung administrasi, jendela toko dihancurkan dan polisi menembakkan gas air mata setelah pengunjuk rasa melemparkan proyektil.

Seorang demonstran di Nantes dirawat oleh paramedis karena cedera serius di tangannya.

Di Marseille, sekelompok lebih dari 100 demonstran menduduki sebuah hotel mewah di dekat pelabuhan lama sebelum dihalau oleh polisi.

Baca juga: Giliran Perancis Evakuasi Warga di Sudan, Jumlahnya Jauh Lebih Sedikit dari WNI

Gas air mata juga ditembakkan di Toulouse dan Rennes.

Polisi telah diberi lampu hijau pada menit-menit terakhir untuk menggunakan drone sebagai tindakan pengamanan setelah pengadilan Paris menolak petisi dari kelompok hak asasi agar tidak digunakan.

Menteri Dalam Negeri, Darmanin, mencuit bahwa sebagian besar demonstran gelar aksi damai di Paris, Lyon, dan Nantes.

Namun, polisi telah menghadapi perusuh yang sangat kejam yang memiliki satu tujuan, yakni membunuh seorang petugas polisi dan mencuri properti, lanjutnya.

Baca juga: Tinju Wajah Wanita Sekitar, Turis Perancis di Jepang Ditangkap

Darmanin menambahkan bahwa kekerasan harus dikutuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com