Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kepentingan Tentara Bayaran Rusia Grup Wagner di Sudan?

Kompas.com - 25/04/2023, 14:16 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KHARTOUM, KOMPAS.com - Ketua tentara bayaran Grup Wagner, yang kini sedang bertempur bersama pasukan militer Rusia di Ukraina, membantah bahwa anggotanya terlibat dengan konflik di Sudan.

Yevgeny Prighozin, yang memiliki hubungan erat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan bahwa tak seorang pun dari prajurit Wagner perusahaan militer swasta (PMC) berada di Sudan dalam dua tahun terakhir.

BBC belum menemukan bukti terkait keterlibatan tentara bayaran Rusia dalam konflik yang sedang terjadi di Sudan saat ini.

Baca juga: Rusia Buat Kemajuan di Bakhmut, Grup Wagner Klaim Kuasai 80 Persen

Namun, terdapat bukti yang menunjukkan Grup Wagner pernah beraktivitas di Sudan sebelumnya.

Bahkan, kelompok Wagner pernah diberi sanksi oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa akibat aktivitas mereka di sana.

Kesepakatan tambang emas

Pada 2017, Presiden Sudan yang menjabat saat itu, Omar al-Bashir, menandatangani sejumlah kontrak kerja sama dengan pemerintah Rusia saat kunjungannya ke Moskwa.

Salah satu kesepakatan itu memberi izin kepada Rusia untuk mendirikan pangkalan angkatan laut di Port Sudan, di pesisir Laut Merah.

Selain itu, mereka juga memiliki perjanjian konsesi pertambangan emas antara perusahaan Rusia M Invest dan Kementerian Pertambangan Sudan.

Departemen Keuangan AS menuding bahwa M Invest dan grup anak perusahaan, Meroe Gold merupakan sebuah dalih untuk aktivitas kelompok Wagner di Sudan.

“Yevgeniy Prigozhin dan jaringannya mengeksploitasi sumber daya alam Sudan untuk keuntungan pribadi dan menyebarkan dampak negatif ke seluruh dunia," kata Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, pada 2020.

Baca juga: Grup Wagner Diduga Terlibat dalam Konflik Sudan, Ini Kiprahnya

Berdasarkan hasil investigasi yang dijalankan oleh media CNN, emas itu dikirim lintas negara menuju Republik Afrika Tengah, tempat kelompok Wagner diketahui beroperasi (ekspor tidak direkam dalam data resmi pemerintah Sudan).

Jumlah emas yang signifikan telah diselundupkan keluar lewat jaringan bandara militer, berdasarkan laporan Daily Telegraph yang terbit tahun lalu.

Wagner tidak hanya memiliki kaitan dengan Sudan, kelompok itu juga memiliki peran dalam mendongkrak kepentingan komersial dan militer Rusia di daerah-daerah lain di Afrika.

Apakah personel Wagner pernah terlihat di Sudan baru-baru ini?

Sejak 2017, sumber dari Rusia dan sumber internasional lainnya telah mempublikasikan foto-foto yang memperlihatkan tentara bayaran Rusia di Sudan.

Mereka terlihat menjalankan berbagai aktivitas, termasuk memberi pelatihan pada prajurit Sudan atau diduga membantu aparat keamanan mengendalikan demonstrasi.

BBC belum bisa secara independen memverifikasi foto-foto itu.

Foto yang menunjukkan komandan senior Wagner di antara prajurit Sudan pada 2019.Telegram via BBC News Indonesia Foto yang menunjukkan komandan senior Wagner di antara prajurit Sudan pada 2019.

Pada 2021, sebuah grup Telegram yang terhubung dengan Wagner mengirim gambar-gambar yang menampilkan seorang komandan tertinggi Wagner yang tidak disebutkan namanya.

Baca juga: Bos Grup Wagner Sebut Tujuan Rusia Telah Tercapai: Saatnya Akhiri Perang di Ukraina

Foto itu menunjukkan sang komandan memberikan penghargaan kepada tentara Sudan pada upacara yang diadakan dua tahun sebelumnya.

Pada Juli 2022, grup Telegram itu mendistribusikan video yang diduga menunjukkan tentara Wagner melakukan latihan pendaratan parasut untuk pasukan Sudan.

Sumber yang sama terkait dengan akun Instagram seorang tentara bayaran Rusia yang anonim.

Dia menyebut dirinya sebagai “pekerja lepas” dan membagikan kisah-kisah tentang kegiatannya di Sudan melalui unggahan dari Agustus sampai Oktober 2021.

Dalam film aksi propaganda Wagner yang rilis 2020, Sudan masuk ke dalam daftar negara-negara di mana kelompok itu beroperasi.

Seberapa pentingnya keberadaan Grup Wagner di Sudan?

Departemen Keuangan AS mengatakan, Grup Wagner telah menjalankan operasi paramiliter, mendukung bertahannya rezim otoriter, dan mengeksploitasi sumber daya alam.

Dr Joana de Deus Pereira dari lembaga kajian Royal United Services Institute yang berbasis di Inggris, meyakini keterlibatan Wagner di Sudan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Pemimpin Grup Wagner Muak Perang di Ukraina, Minta Putin Berhenti

“Awalnya, pada 2018, mereka mengirim sekitar 100 orang yang secara aktif melatih pasukan militer Sudan, dan hubungan itu telah berkembang sejak itu," katanya.

Laporan media Sudan mengatakan, angka itu telah bertumbuh menjadi 500 prajurit. Mereka kebanyakan ditempatkan di daerah barat daya Um Dafuq, dekat perbatasan Sudan dengan Republik Afrika Tengah (CAR).

Pasukan Wagner juga pernah dilaporkan berusaha untuk mempertahankan kekuasaan Presiden Bashir pada 2019, ketika ia menghadapi banyak protes masyarakat sebelum diturunkan dalam aksi kudeta.

Media The Sudan Tribune melaporkan pada saat itu “prajurit Rusia” dikirim untuk mengamati demonstrasi anti-pemerintah bersama dengan Badan Intelijen dan Keamanan Sudan. Meskipun hal ini dibantah oleh otoritas Sudan.

Siapa yang didukung oleh Wagner di Sudan?

Grup Wagner merancang kampanye media mereka sendiri untuk membantu Presiden Bashir tetap berkuasa, kata Dr Samuel Ramani, penulis buku tentang aktivitas Rusia di Afrika.

"Prigozhin menyerukan agar para pengunjuk rasa dituduh (sebagai orang-orang) pro-Israel dan anti-Islam," katanya.

Hal ini menciptakan perselisihan antara kelompok itu dengan pasukan keamanan Presiden Bashir.

Akhirnya, kelompok Wagner mengalihkan dukungannya kepada orang yang ingin menggulingkan Bashir, yakni Jenderal Abdel Fattah al-Burhan.

"Ketika Kementerian Luar Negeri di Moskow menentang kudeta, Prigozhin dan kelompok Wagner menyambut baik pengambilalihan al-Burhan," kata Dr Ramani.

Baca juga: Grup Wagner Klaim Kuasai 80 Persen Bakhmut, Ukraina: Itu Tidak Benar

Apakah Wagner memiliki hubungan dengan Pasukan Dukungan Cepat (RSF)?

Menurut Dr Ramani, pada 2021 dan 2022, kelompok Wagner mempererat hubungan mereka dengan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang saat ini sedang bertempur melawan tentara reguler Sudan.

Prigozhin berkeinginan untuk menyalurkan lebih banyak emas dari pertambangan yang baru-baru ini diakuisisi oleh Ketua RSF, Mohamed Hamdan Dagalo, atau yang dikenal dengan sebutan Hemedti.

Walau begitu, Kholood Khair dari Confluence Advisory, sebuah wadah pemikir tentang urusan Sudan, percaya bahwa kelompok Wagner memilih untuk tidak memihak siapa-siapa dalam konflik kali ini.

"Wagner memiliki hubungan dengan perusahaan Jenderal al-Burhan dan (juga) dengan perusahaan Hemedti (masing-masing) pada tingkatan berbeda dan dengan cara berbeda," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com