MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia pada Senin (24/3/2023) menyatakan keprihatinan serius atas ketegangan baru yang terjadi antara Armenia dan Azerbaijan.
Rusia sampai mengatakan, setiap tindakan sepihak yang melanggar perjanjian gencatan senjata tidak dapat diterima.
Komentar itu muncul sehari setelah Azerbaijan mengatakan telah mendirikan pos pemeriksaan di satu-satunya jalur darat ke wilayah yang diperebutkan, yakni Nagorno-Karabakh.
Baca juga: Saat Putin Mediasi Konflik Nagorno-Karabakh, Undang PM Armenia dan Presiden Azerbaijan...
Langkah tersebut diketahui telah memicu tanggapan marah dari Armenia.
Armenia dan Azerbaijan sendiri tercatat sudah berperang dua kali atas Karabakh.
Pertempuran terbaru yang pada 2020 dilaporkan menewaskan lebih dari 6.500 orang dan diakhiri dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia.
Tetapi Armenia, yang mengandalkan Rusia sebagai penjamin keamanan, menuduh Moskwa gagal memenuhi peran penjaga perdamaiannya.
"Kami menyatakan keprihatinan serius tentang situasi di dalam zona tanggung jawab penjaga perdamaian Rusia di Nagorno-Karabakh," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Kementerian itu kemudian meminta para pihak untuk segera kembali ke perjanjian yang telah disepakati.
Baca juga: Azerbaijan Temukan Kuburan Massal Berisi Jasad Tentaranya di Nagorno-Karabakh
Kementerian Luar Negeri Rusia menekankan kurangnya kemajuan dalam pembicaraan yang dimediasi Rusia antara Armenia dan Azerbaikan dalam beberapa bulan terakhir.
Para ahli mengatakan, bahwa Rusia yang kini terjebak dalam perang di Ukraina, tidak ingin merusak hubungan dengan pelindung Azerbaijan, Turkiye atas Armenia.
"Situasinya tidak mudah, perlu upaya tambahan. Negara-negara yang disebutkan di atas perlu memahami bahwa tidak ada alternatif untuk pelaksanaan perjanjian tersebut,” kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Di bawah gencatan senjata yang ditengahi Rusia, Azerbaijan diwajibkan untuk menjamin jalan yang aman melalui koridor Lachin.
Namun pada Minggu (23/4/2023), Azerbaijan mengatakan, pihaknya mendirikan pos pemeriksaan yang ditujukan untuk mencegah pengangkutan ilegal tenaga kerja, senjata, ranjau.
Armenia menyampaikan, pendirian pos pemeriksaan adalah pelanggaran berat dari perjanjian gencatan senjata.
Amerika Serikat dan Perancis juga mengutuk langkah tersebut.
Baca juga: Penyebab Kenapa Armenia dan Azerbaijan Perang di Nagorno-Karabakh
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.